Sejumlah Pasar di Indonesia jadi klaster baru penularan atau transmisi virus Corona. Â Namun, menutup pasar sangat tak mungkin. Jutaan orang menyambung hidup dari berdagang di pasar. Lagipula, hampir semua orang bergantung dari pasar untuk belanja bahan kebutuhan pokok penyambung hidup. So, apa yang perlu dilakukan?
Rentetan berita media, mengabarkan sejumlah pasar di Indonesia menjadi  klaster baru penyebaran virus Corona.  Pasar-pasar yang diberitakan menjadi klaster baru penyebaran Corona, diantaranya:
- Pasar Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng  dibertakan jpnn.com (04/5), menjadi klaster baru penyebaran Corona. Rata-rata dalam sehari 14 orang terkonfirmasi terinfeksi  [Pasar jadi Klaster Penyebaran Corona, Sehari 14 Pedagang Terinfeksi]
- Pasar Keputran, Surabaya salah satu pasar sentral di Surabaya sebagaimana diberitakan kumparan.com (15/5), Â juga menjadi klaster penyebaran Corona [Pemprov Jatim Beberkan Klaster Penyebaran Corona di Pasar Keputran, Surabaya]
- Pasar Bojonegoro, sebagaimana berita tvone.com  (10/5) [Pasar Tradisional Jadi Klaster Penyebaran Virus Corona Di Bojonegoro]
- Pasar Pinasungkulan Manado Sulawesi Utara,  menjadi klaster penyebaran virus Corona. Awalnya 1 orang yang terkonfirmasi positif, kemudian jumlah tersebut terus bertambah. Pemerintah setempat kemudian melakukan  Rapid Test. 1 orang pedagang pasar yang terdeteksi reaktif, malahan kabur padahal hasil reaktif belum tentu positif. Perihal kaburnya seorang pedagang pasar sebagaimana berita  Kompas TV, Sabtu (16/5) [1 Pedagang Pasar yang Reaktif Corona Kabur Usai Rapid Tes].  Pedagang yang melarikan diri kini masih dalam pencarian pihak TNI Polri. Hasil pemeriksaan rapid test, dari 42 pedagang pasar, hasilnya 7 orang reaktif corona. Pedagang yang menolak mengikuti rapid test akan diberi sanksi larangan berjualan.
Pasar memang menjadi sentra denyut ekonomi rakyat. Proses jual beli terjadi. Para pedagang menggantungkan harapan penyambung hidup dari hasil dagangannya. Masyarakat konsumen menggantungkan pemenuhan kebutuhan pokok, utamanya bahan pangan dari pasar. Pasar identik dengan ekonomi. Pasar hilang, ekonomi lumpuh. Karenanya, di masa pandemi, pasar masih tetap dibuka.Â
Namun dalam situasi pandemi Covid-19, pasar akhirnya menjadi lokus transmisi lokal Corona. Hal ini dimungkinkan karena kontak antar pedagang maupun pedagang dan pembeli yang terfasilitasi oleh kurang ketatnya pengaturan protokol kesehatan Covid-19. Akhirnya, selain jual beli bahan dagangan, di pasar terjadi  juga transmisi virus Corona, yang saya bahasakan sebagai: "jual beli gratis Corona".
Kemarin, baik melalui berita media maupun foto dan video yang terpantau di medsos, nampak bagaimana pasar lainnya yang belum terkonfirmasi ada kasus positif melakukan aktivitas seperti biasa, malahan pengunjungnya padat berdesak-desakan, sekalipun rata-rata pengunjung pasar telah menggunakan masker.
Kita  perlu fokus bagaimana menangani pasar.  Saya kira hal yang paling pokok adalah bagaimana membuat pasar tidak padat dan bagaimana physical distancing diterapkan dengan ketat di pasar. Tentunya kebijakan akan bervariasi tergantung kondisi pasar.
Di kota saya, pasar dibuka seminggu 3 kali. Namun, justru menyebabkan penumpukan pengunjung. Sekiranya, perlu dievaluasi dan ditata lagi demi keamanan dan keselamatan bersama untuk terhindar dari sentuhan si super mungil Corona. Mungkin perlu dipikirkan tetap membuka pasar setiap hari, pemilik kios wajib melakukan pengaturan antrian dengan memerhatikan jarak, kemudian masyarakat diminta seminggu sekali saja ke pasar dan jika perlu ada tambahan "pasar darurat" di lokasi kecamatan yang jauh dari pasar induk atau penjadwalan hari belanja menurut desa/kelurahan untuk memecah penumpukan pengunjung pasar.
Regulasi dan kebijakan semata-mata untuk keselamatan rakyat, demikian kata filsuf politik hukum Marcus Cicero, Salus Populi Suprema Lex Esto (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi). Keselamatan rakyat baik pedagang maupun pembeli harus ditempatkan sebagai tujuan dari pembentukan hukum atau peraturan. Â
Mari fokus ke pasar, fokuskan penanganan transmisi virus Corona di pasar baik yang sudah ada kasus positif maupun yang belum. Semoga kita dikaruniakan hikmat untuk menentukan pengaturan terbaik demi kemaslahatan bersama dalam perang melawan Covid-19.Â