Demokrasi yang diagungkan rakyat itu
menggigil kedinginan Â
dihempas ragam angin tak tentu arah
berteman beragam bauÂ
Angin dingin berbau  intrik busuk kuasa,
bertiup sepoi tak kelihatan... silent!Â
terbangkan sampul putih
berisi kertas bernama angka bermarga rupiah,
yang siap membeli nurani
yang harusnya tak terbeli,
karunia Ilahi tak ternilai
Angin berbau tengik anarki Â
Halalkan yang haram demi mahkota
Bertiup kencang membonceng debu
lalu tertangkap indera penangkap visual,
yang akhirnya gelap tak mampu memandang,
dan menabrak para mahluk
hingga nyawa terbang melayangÂ
Demokrasi... Â kau kedinginan ditempa angin,
kenakanlah kain tebal ini,
balut tubuhmu tangkal serangan angin dingin,
yang pura-pura merindumu,
namun hampir saja membunuhmu
Selimut ini hasil rajutan beragam benang kebersamaan,
yang dipintal dari pohon nurani,
   yang batangnya kekar karena komitmen
   yang tumbuhnya tegak lurus menurut hukum
   yang bunganya warna warni indah berbaur
   yang buahnya damai dalam keadilan
   yang tumbuh subur di tanah leluhur Indonesia
Selimut itu, selimut demokrasi
hadir menjaga demokrasi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H