Lebih sebulan hidup tak normal, terkurung dalam sangkar, terpasung pandemi tiada henti.Â
Ah, teringat aku penggalan lirik lagu: "meski sangkarku terbuat dari emas, lebih baik kuhidup di hutan luas, kumau bebas, bebas di alam ini ..."
Kumau bebas, Â menyusuri jalanan, Â kunjungi lokus demi lokus, Â untuk perkara penyambung hidup. Â Bebas bertemu sapa, Â kongkow bergerombol berteman cangkir kopi, Â sambil berbagi kisah...Â
Kumau bebas, tapi tak perlu bosan...  Karena, "lebih baik di sini rumah kita sendiri."  Lagi lirik lagu mengingatkan.  Dirumah, mengapa harus bosan?  Dirumah, kau bebas,  ada cinta, ada doa,  ada tawa,  dan  ada mereka merindu cinta yang lama kau lupakan karena kau bebas...Â
Mengapa harus bosan? Di rumah ada kopi! Mari ngopi dengan bebas. Â
Mengapa harus bosan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H