Pengalaman apapun bisa menjadi tulisan. Pengalaman menyenangkan, menyedihkan, memalukan hingga yang membuat orang tertawa terbahak-bahak.Â
Minggu yang lalu, dalam kebuntuan mau menulis apa, saya mendapatkan inspirasi dari pengalaman menulis di masa Pandemi bersama Kompasiana.Â
Pengalaman menulis di Kompasiana.com sejak 2012 saya tulis dengan gaya "semi cerpen" dalam tulisan "Maafkan Aku Sayang, Cinta Lamaku Bersemi Kembali". Tulisan ini, sempat membuat istriku yang mulai gemar nonton drama Korea, sedikit shock. Jika berkenan membaca, silahkan klik disini.
4. M4Â = Merasakan atau Perasaan
Disaat tertentu, kita dalam kesendirian, tanpa buku, tanpa suara, dan kita merasakan situasi sepi. Maka terinspirasilah kita untuk menulis puisi: "Sepi Tanpamu", atau judul tulisan yang lain.
Perasaan kita, apapun itu, tangkaplah secara positif dan luapkan dalam tulisan yang bermanfaat. Rasa sedih, rasa marah, rasa lucu, semuanya adalah inspirasi menulis.
Daripada kita menuangkan dalam bahasa lisan yang penuh emosi, lebih baik tahan saja dulu emosimu, minum air putih, tarik napas panjang, ambil pena dan buku tulis atau gadget, duduk tenang dan curhat-kan rasamu dalam tulisan. Ini contoh tulisan curpras (curahan perasaan) saya disuatu saat jelang pergantian hari dan saya memilih diam.
5. M5Â = Memikirkan atau Pikiran
Berpikir sudah tentu adalah bagian dari proses menulis. Tetapi diluar proses menulis, seringkali disaat kita berdiam diri dan memikirkan sesuatu, kemudian tiba-tiba kita punya ide, opini, gagasan, rencana terhadap sesuatu yang kita pikirkan.Â
Tulislah idemu itu di secarik kertas atau di hape kamu, sekalipun belum saat itu kamu merangkai kata dalam bentuk tulisan utuh. Kita punya keterbatasan lho, salah satunya gampang lupa. Menulis adalah strategi melawan lupa! Tuliskan apa yang kamu pikirkan dan pikirkan apa yang kamu tuliskan.Â