Mohon tunggu...
Meidita Sari
Meidita Sari Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya mulai menulis sejak SD, di mulai dengan menulis di buku diary perihal hal - hal kecil yang saya alami. Ketertarikan saya meningkat ketika SMP. Dan ketika saya SMA, saya pun mendalami lagi minat dan hobi saya dalam mengikuti ekstrakulikuler jurnalistik divisi kepenulisan. Saya hobi melakukan kegiatan membaca buku novel fiksi, maupun bacaan digital lainnya. Hingga masa kuliah seperti sekarang, saya konsisten menjalani bidang yang saya minati. Selain buku fiksi, saya juga akan mencoba menekuni ketertarikan nonfiksi dengan topik lain seperti bahasa, sastra, konflik sosial, dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Psikologi Peserta Didik

3 November 2023   12:24 Diperbarui: 3 November 2023   12:47 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum Merdeka dalam implementasinya mendorong pengembangan karakter melalui pengembangan berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan proses pengembangan karakter dan meningkatkan perkembangan karakter siswa. Siswa didorong untuk tumbuh sebagai manusia. Kepribadian siswa akan dibentuk oleh setiap pengalaman pendidikan. Merdeka Belajar menjunjung tinggi keunikan dan pemikiran kreatif. Kurikulum merdeka ini pula dinilai sebagai aspek salah satu kurikulum yang implementasinya dapat menimalisir psikologi yang menyebabkan stres pada peserta didik, karena pembelajaran yang dipilih nya ialah apa yang disukainya. 

Tujuan pendidikan di sekolah ialah untuk menambah pengetahuan siswa. Ada banyak cara bagi pendidik untuk memberikan materi pelajaran seperti dengan penggunaan teknik, model, atau media yang tepat. Diharapkan siswa mampu menyerap ilmu secara efektif. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berdampak signifikan bagi umat manusia tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Merajuk UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Ayat 1 "Pendidikan ialah usaha sadar, terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya menuju kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, karakteristik, dan keterampilan yang dimiliki dirinya (Asyar, 2021).

Pendidikan nilai dan pengembangan karakter harus ditanamkan pada anak sejak dini. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk mendidik anak agar dapat membuat penilaian yang baik dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya (El-mubarok, 2018).

Orang tua khawatir tentang bagaimana era modern berkembang perilaku kekanak-kanakan. Saat ini, sebagian besar anak lebih suka bermain game digital daripada game tradisional. Oleh sebab itu ciptakan alam semesta baru untuk anak, di mana pembelajaran diganti dengan kepuasan konstan dari elektronik. oleh itu, orang tua berfungsi sebagai manajer. Aspek terpenting dari pendidikan pertama seorang anak ialah kemampuan untuk memilih materi yang termasuk dalam kategori pendidikan juga menanamkan acuan moral (Asyar, 2021).

Kemdikbudristek memperkenalkan Kurikulum Mandiri sebagai alternatif pemulihan dalam pembelajaran. Kementerian menerbitkan pedoman pembuatan Kurikulum Independen. Satuan pendidikan diberikan alternatif kebijakan pembuatan Kurikulum Mandiri sebagai langkah ekstra dalam pemulihan krisis pembelajaran terkait COVID-19 yang terjadi pada tahun 2022--2024. Kebijakan kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan dikaji ulang pada tahun 2024 berdasarkan penilaian yang dilakukan pada masa pemulihan pembelajaran, yang didefinisikan sebagai masa setelah pandemi COVID-19 cukup menimbulkan tantangan dan berdampak besar terhadap kemampuan lembaga pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran. mengajar dan belajar (Tono, 2022).

Maka dari itu pengembangan karakter didorong oleh Kurikulum Merdeka. Untuk meningkatkan pengembangan karakter peserta didik dengan cara, pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk melakukan proses pengembangan karakter. Pengembangan karakter digalakkan bagi siswa. Setiap kegiatan pendidikan akan membentuk kepribadian peserta didik. Merdeka Belajar mengedepankan individualitas dan pemikiran orisinal. Awal mula penggerak program sekolah merupakan salah satu inisiatif yang dijabarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam penerapan pembelajaran mandiri (Talizaro, 2020).

Tujuan dari inisiatif pendidikan ini ialah untuk membantu seluruh sekolah dalam menghasilkan generasi baru pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter siswa Pancasila. Karena keterlibatan seorang guru sangat penting untuk keberhasilan semua ini. Menurut Daryanto (2020), guru seharusnya berfungsi sebagai penggerak dalam mengambil tindakan yang membawa manfaat bagi siswa.  Kurikulum merdeka ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Perubahan pembelajaran siswa merupakan salah satu manfaat yang dirasakan siswa. Tujuan dari kurikulum mandiri adalah untuk mengembangkan siswa yang memiliki kompetensi dan karakter yang baik dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat belajar mereka (Talizaro, 2020).

Kemandirian kurikulum juga memberi sekolah kemampuan untuk memilih strategi pengajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswanya. Sebaliknya, kelemahannya ialah modifikasi kurikulum terjadi begitu cepat sehingga menimbulkan permasalahan baru seperti menurunnya prestasi siswa. Selain itu, guru tidak cukup siap atau terlatih untuk menggunakan kurikulum baru ini. Guru harus memperoleh kompetensi dan keterampilan baru dalam pembelajaran berbasis kompetensi dalam rangka penerapan Kurikulum Merdeka (Apriyani, 2022).

Siswa dapat mencapai potensi maksimalnya dan kecil kemungkinannya mengalami stres belajar berkat Kurikulum Merdeka.Dengan dihilangkannya Ujian Nasional dari Kurikulum Mandiri, K13 dan proses penerimaan siswa yang terzona, stres siswa saat ini tidak begitu besar. Instruktur mempunyai kebebasan yang lebih besar untuk membantu siswa mengembangkan karakter dan kompetensinya. Karena pembelajaran dengan target melalui proyek justru akan lebih mudah bagi anak-anak. menerima, Kurikulum Merdeka dapat membantu mengurangi stres siswa. Perhatikan bahwa guru yang berpartisipasi juga fleksibel dalam melaksanakannya. Kurikulum Merdeka tidak terlalu rumit karena kompetensinya hanya diambil dari Kurikulum 2013, namun 30% dari mereka mahasiswa harus menyelesaikan proyek yang bertujuan untuk meningkatkan visibilitas pelajar Pancasila (Apriyani, 2022).

Dalam implementasinya di jenjang SMA peserta didik tidak lagi dihadapkan dengan pilihan kelas jurusan IPA/IPS/Bahasa, tetapi dalam kurikulum merdeka, peserta didik dapat memperoleh semua mata pelajaran yang mereka sukai tanpa harus memilih kelas jurusan, hal ini dapat mengurangi tingkat stres peserta didik karena yang mereka tempuh ialah apa yang mereka sukai. Kurikulum Merdeka ini dinilai dapat membuat karakter siswa menjadi minim tekanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun