Mohon tunggu...
Meidiana Safitri
Meidiana Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Jakarta Syarif Hidayatullah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Saya sangat senang menonton film, membaca novel dan bermimpi. Agar impian itu tercapai maka harus berusaha dan berdoa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telur Asin Memaniskan Kehidupan Masyarakat Kopti

5 Juli 2023   11:39 Diperbarui: 5 Juli 2023   11:58 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Proses Pencucian Telur Sebelum direbus

Pada mata kuliah Pengantar Pengembangan Masyarakat di semester 2 ini, mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diberikan tugas oleh dosen pengampu mata kuliah yaitu Bapak M. Jufri Halim, S. Ag., M. Si untuk melakukan studi lapangan dalam tema mencari pengembangan-pengembangan yang ada di daerah tertentu, dimana hasil dari pengembangan tersebut dapat memakmurkan masyarakat setempat.

Studi lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingan penyuluhan Islam kelas A ini dilaksanakan di Komplek PIK KOPTI, Jl. Peta Semanan No.28, RT.1/RW.11, Semanan, Kec. Kalideres, Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Juni 2023. Di daerah tersebut banyak sekali masyarakat yang mengolah tempe, oncom, tahu, kikil, telur asin, bahkan berbagai macam aneka roti dan kue kering serta masih banyak lagi. Dari satu kelas akan dibagi kebeberapa kelompok untuk melakukan penelitian dan wawancara kepada masyarakat setempat terhadap pengembangan masyarakat dengan adanya berbagai pengolahan yang telah disebutkan.

Saya sendiri merupakan salah satu anggota dari kelompok 11 yang beranggotakan 3 orang yaitu, Nida Alyssya Putri dan Najla Nazihah. Disini kami akan mewawancarai mengenai pengembangan masyarakat hasil dari mengolah telur asin di daerah ini. Adapun yang diwawancarai ialah bapak Suprapto selaku salah satu dari karyawan yang bekerja di pengolahan telur asin tersebut.

Narasumber menjelaskan bahwa ia telah bekerja dari tahun 2015. Adapun penggagas pertama pengolahan telur asin tersebut ialah ibu haji Marini beliau juga merupakan pemilik dari olahan roti, kue kering dan mempunyai agen telur ayam negeri dan telur puyuh. Telur asin ini dibuat melalui proses telur yang didiamkan dengan diberikan abu gosok, garam dan tanah selama beberapa hari, kemudian dicuci bersih dan kemudian baru direbus dan siap untuk didistribusikan. Pendistribusian telur asin ini sampai ke Jabodetabek bahkan ke luar kota, telur yang digunakan untuk membuat telur asin ini diperoleh dari daerah Jawa Timur. Di desa ini merupakan pusat tempat pengolahannya saja. Beliau merupakan asli dari Jawa, ia dapat bekerja di pengolahan tersebut karena ajakan dari salah satu masyarakat setempat yang kebetulan mempunyai hubungan saudara denganya. Pekerja yang ada di sini bukan hanya berasal dari masyarakat setempat melainkan ada pula yang dari jawa, Brebes, Pekalongan.

Dampaknya pada masyarakat setempat dengan adanya pengolahan telur asin ini menjadikan peluang usaha untuk mereka sehingga mereka mempunyai penghasilan untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan mereka dalam menafkahi keluarganya. Tidak hanya itu, pengolahan telur asin ini akan menaikkan ekonomi masyarakat mengingat hasil distribusinya sudah ada yang mencapai ke luar kota serta membuka lapangan kerja bagi pekerja yang berasal dari luar masyarakat setempat.

Terdapat kemadirian pada kelompoknya, salah satunya yaitu berbagai usaha yang didirikan oleh ibu haji Marini merupakan kelompok yang memanfaatkan telur untuk menghasilkan berbagai macam olahan lagi seperti menjadi olahan telur asin serta olahan roti dan kue kering, dimana bahan dasar dari pembuatan tersebut ialah telur. Hal itu menggambarkan bahwa usaha yang didirikan ibu Haji Marini dilakukan secara mandiri karena bersumber dari agen telur yang ia punya.

Sementara partisipasi oleh kelompok pengolahan telur asin pada kegiatan kemasyarakatan di daerah tersebut berupa masyarakat ikut serta dalam memajukan usaha-usaha pengolahan serta ikut untuk mengolah dan mendistribusikan hasil dari berbagai olahan tersebut ke berbagai wilayah. Dimana hasilnya tentu akan dinikmati oleh masyarakat setempat serta para pekerja pendatang.

Untuk konsep keberlanjutan di daerah tersebut kita tidak begitu mengetahui, sebab narasumber yang kita wawancarai kurang mengetahuinya, tetapi jika dilihat lebih lanjut usaha-usaha yang didirikan di desa ini hasilnya sudah dikirim dan didistribusikan ke berbagai daerah bukan hanya di pasar ataupun sejabodetabek saja, hal itu menandakan bahwa konsep keberlanjutan untuk usaha di desa tersebut dapat disalurkan hingga ke berbagai kota di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun