Jam menunjukkan pukul 12.30 disaat ruang kelas masih terbilang sangat sepi. Mahasiswi itu duduk sendiri di pojok ruangan, terhanyut dalam sebuah cerita yang sedang ia baca.
Suara hujan yang menemani ditambah hawa dingin dari ACÂ ruang kelas membuat mahasiswi itu terbawa alur cerita pada buku yang ia baca.
Satu kalimat tak lagi dapat ia pahami dengan baik, berkali-kali ia mencoba menahan rasa kantuk yang melanda dan memahami kalimat yang sedang dibaca. tiba tiba saja ia merasa tangannya dicolek, seolah-olah memberitahunya untuk tetap terjaga.
Betapa terkejutnya ia saat yang ada dihadapannya kini bukan lagi ruang kelas yang sedari tadi ia tempati.
Dia melihat sekelilingnya dan tersadar dia sedang berada didalam Angkutan Kota dengan rute jalan yang tak ia ketahui. ia terhimpit dengan penumpang lain yang berwajah sangar. Lengan mereka yang bertato dan badan mereka yang besar membuat mahasiswi itu merasa resah dan sedikit ketakutan. para penumpang itu menatap tubuh kecilnya dengan tatapan yang membuatnya terasa terancam.
Mahasiswi itu berusaha melindungi dirinya, dengan perasaan was-was, dia menghentikan angkot tersebut. ia berjalan dengan terburu-buru.
Di tengah perjalannya, mahasiswi itu mendengar suara langkah kaki yang tak kalah cepat seperti sedang membuntutinya,
Saat ia menoleh kebelakang, ternyata para penumpang yang berwajah sangat itu benar mengikuti dirinya. Mahasiswi itupun berlari dengan kencang.
Di tengah pelariannya, mahasiswi itu tersandung sebuah batu yang cukup besar.
Seketika ia mengaduh kesakitan dan mencoba kembali bangkit. betapa terkejutnya ia ketika mengangkat kepala dan mendapati dirinya sudah berada kembali di kelas.
Mahasiswi itu mengusap dahinya yang terasa basah. betapa terkejutnya ia bahwa ternyata bajunya telah terguyur keringat dan nafasnya tersengah.