Melepas Kereta TerakhirÂ
Perlahan satu rangkaian gerbong kereta kulepas perlahan. Setelah sekian lama rute perjalanan jauhmu singgah di stasiun tua yang kujaga. Rupa yang elok serta pola pikir yang terus membara dalam kata, membuat perjalanan menjadi istimewa. Kurelakan jiwa untukmu, tetapi tidak jasadku. "Aku terlalu tua untuk perjalanan jauh."
Sampai akhirnya dia yang menggenggam perjalananmu, perempuan ayu berwajah fajar. Kulihat sepasang jemari lentiknya berayun kepadaku. Menanda kepergianmu telah tiba, menuju mimpi pemberhentian di stasiun tugu. Jemput rindu-rindu yang baru.
Pagiku bisu, tak lagi terdengar tiupan peluit keberangkatan di stasiun tua ini. "Tanganku terlalu tua untuk memberikan pelukan perpisahan, Kekasih."
Cukuplah stasiun tua ini ada, sebagai bagian dari perjalanan kereta-kereta yang lainnya. Usah singgahi lagi, karena bangku penantian ini terlalu rapuh diduduki rindu yang berat. Hanya namamu yang tertulis sampai aku roboh dengan sendirinya. Dan tiba waktuku pulang.Â
Surabaya, 29 September 2021
03.25
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI