artikel 6
ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PENGEMBANGAN KOGNITIF
Alat permainan edukatif adalah alat yang banyak manfaatnya bagi tumbuh kembang anak usia dini. Alat permainan edukatif dapat menjadi rangsangan untuk enam aspek perkembangan pada anak usia dini, enam aspek tersebut adalah (1) Nilai Agama dan Moral, (2) Fisik-Motorik, (3) Kognitif, (4) Bahasa, (5) Sosial-Emosional, dan (6) Seni. Pada artikel ke enam ini kita akan membahas alat permainan edukatif yang dapat merangsang perkembangan kognitif ank usia dini.Â
Perkembangan kognitif anak usia dini sangat penting untuk di perhatikan, jikalau terdapat masalah pada perkembangannya sebagai orang tua wajib konsultasi kepada pendidik.Sebelum kita membahas apa saja alat permainan edukatif yang dapat merangsang perkembangan kognitif anak usia dini, kita akan membahas terlebih dulu apa itu kognitif.
Kognitif adalah berasal dari kata cognition yang artinya knowing, berarti mengetahui. Menurut pendapat lain yaitu Maslihah (2005), bahwa kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu. Dan menurut Yusuf (2005:10) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah berkembangnya.
Adapun tahapan tahapan perkembangan kognitif anak usia dini : 1. Tahap sensori (sensori motor), perkembangan sensori motorik terjadi pada usia usia 0-2 tahun. Pada tahap ini seorang bayi tidak bisa memisahkan diri lingkungan sekitarnya atau di namakan " decentration", pada tahap ini juga bayi dapat memahami lingkungan sekitarnya dari stimulus yang ada di lingkungan dengan Tindakan fisik.Â
Tahap ini pemikiran anak mulai melibatkan penglihatan, pendengaran, pergeseran dan persentuhan. Artinya anak dapat memahami suatu kejadian yang ada di lingkungan sekitarnya atau mempunyai kemampuan dengan panca inderanya untuk menangkap sesuatu. 2. Tahap praoperasional (pre-operational), tahapan ini terjadi pada rentang usia 2-7 tahun.Â
Pada tahap praoperasional ini anak mulai bisa menggambarkan apa yang ia lihat di lingkungan sekitarnya dengan kata katanya. Namun pada tahap ini pemikiran anak usia dini masih bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri :Â
a. Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif,Â
b. Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebab akibat secara tidak logis.
c. Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya.Â