Selama di area pemeliharaan Pak Asep menjelaskan banyak hal. Dan juga menunjukan kepada kami mengenai komponen-komponen yang digunakan untuk kereta api, sistem pemeliharaannya, dan bagaimana proses perawatannya.Â
PT Kereta Commuter Indonesia menggunakan teknologi dalam proses pemeliharaannya, sehingga proses pemeliharaan lebih mudah dan terkontrol dengan sangat baik. Pemeliharaan yang terkontrol dengan baik ini akan sangat berpengaruh terhadap keamanan dan keselamatan para penumpang KRL.
Teknologi modern yang digunakan juga membuat proses pemeliharaan kereta api juga terintegrasi dengan sistem pembuangan limbah dari proses pembersihan kereta api, sehingga dapat meminimalisir kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah pembersihan kereta api. Jadi sisa-sisa limbah bahan bakar atau kotoran saat proses pembersihan dipastikan dikelola dengan sangat baik agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Fasilitas gedung perawatan yang ada di Depo KRL Depok ini terdiri dari Gedung Perawatan KRL, Gedung Perawatan AC, dan Gedung Perawatan Mesin Bubut Roda. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan seluruh penumpang kereta commuter, Depo KRL Depok menerapkan sistem perawatan secara berkala yaitu:
Daily Check. Perawatan ini dilakukan saat siang atau malam hari, waktu perawatan selama 60 menit, dan dilakukan untuk perbaikan Ringan.
Monthly Check. Perawatan ini dilakukan secara periodik yaitu 1 bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan, dan 12 bulanan, waktu perawatan selama 8 jam. Dan perbaikan yang dilakukan untuk kondisi perbaikan ringan sampai dengan sedang.
Overhaul. Â Perawatan ini dilakukan biasanya secara berkala 2 dan 4 tahunan, waktu perawatan kurang lebih selama 1 bulan, bubut roda, dan juga perawatan yang sifatnya perbaikan berat.
Di gedung perawatan ini kita juga bisa melihat berbagai komponen mesin yang digunakan untuk operasional kereta api. Mesin-mesin tersebut banyak yang diimpor dari luar seperti dari Jepang. Tentunya mesin-mesin berkualitas tinggi ini memiliki harga yang sangat fantastis.
Salah satunya adalah satu buah roda mesin KRL itu harganya ada yang mencapai Rp40 juta jadi sepasang roda KRL bisa mencapai Rp80 juta. Satu buah kaca yang dipasang di kereta api commuter itu juga harga per lembarnya mencapai Rp2 juta.
Melihat mahalnya biaya komponen dan perawatan kereta api commuter, Pak Asep mengajak seluruh penumpang dan juga masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga fasilitas yang tersedia di kereta api dengan tidak melakukan vandalisme, melempar kereta api yang dapat mengakibatkan kerusakan fasilitas kereta juga berbahaya bagi penumpang kereta, termasuk juga untuk tidak bermain di jalur kereta api. Selain berkaitan dengan keamanan dan keselamatan, tentu saja jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan juga akan merusak komponen kereta api. Pak Asep juga mengajak penumpang KRL untuk tidak merusak fasilitas lainnya yang tersedia di seluruh area KRL.