Mohon tunggu...
Meida ayuk Nur hanifah
Meida ayuk Nur hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Memandu Anak Usia 5 Tahun Menghadapi Emosi yang Sulit: Strategi Menenangkan dan Mengelola Perasaan

19 Juli 2024   18:36 Diperbarui: 22 Juli 2024   10:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Masa kanak-kanak ibarat taman bermain yang penuh warna, di mana setiap harinya dihiasi dengan tawa, kegembiraan, dan semangat yang tak terbatas. Bayangkan anak-anak berlarian bebas, bermain dengan riang, dan menjelajahi dunia dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Di balik keceriaan dan keluguan mereka, tersembunyi sebuah perjalanan penting: memahami dan mengendalikan berbagai emosi yang mereka rasakan. Di usia dini, kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi masih terbatas. Seringkali, kemarahan, amukan, atau tangisan yang berlebihan menjadi hal yang lumrah. Hal ini wajar, karena mereka masih dalam proses belajar untuk memahami dan mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang tepat. Bayangkan seorang anak kecil yang frustrasi karena tidak bisa menyusun balok dengan benar. Ia mungkin akan melemparkan baloknya dengan marah atau menangis karena merasa kesal.

Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting untuk membantu anak-anak mengenal diri mereka sendiri dan belajar mengelola emosinya dengan cara yang sehat. Kita adalah pemandu mereka dalam perjalanan ini. Artikel ini hadir sebagai panduan bagi orang tua dalam membimbing anak usia lima tahun untuk mengenali dan mengelola emosinya dengan tepat. Membantu anak belajar mengelola emosi bukan hanya tentang membuat mereka selalu bahagia dan ceria. Melainkan, membekali mereka dengan kemampuan untuk memahami dan menerima berbagai perasaan, baik positif maupun negatif. Sama seperti taman bermain yang memiliki berbagai wahana dengan sensasi berbeda, emosi pun memiliki spektrum yang luas. Ada saatnya anak merasa senang, sedih, marah, takut, dan berbagai perasaan lainnya. Dengan mempelajari cara mengelola emosi, anak-anak akan lebih siap untuk menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia. Kemampuan ini juga akan membantu mereka dalam membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membimbing anak dalam memahami dan mengelola emosinya:

  • Membantu Mereka Mengenali dan Mengelola Perasaan

Orang tua memegang peran krusial dalam membantu anak memahami dan mengelola emosinya. Komunikasi yang terbuka dan suportif menjadi kunci utama. Ajaklah anak untuk sering berbicara tentang perasaan mereka, dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana agar anak tidak merasa bingung. Bantu anak mengenali berbagai emosi dasar seperti senang, sedih, marah, dan takut. Semakin sering anak menamai dan mengidentifikasi emosinya, semakin baik pula kemampuan mereka untuk memahaminya. Dengan pemahaman yang baik, anak akan lebih terampil dalam mengendalikan emosinya dan merespon situasi dengan cara yang tepat. Orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak dengan menunjukkan cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi.

  • Berikan Contoh yang Baik untuk Menjadi Teladan bagi Anak

Pada anak-anak, marah dan amukan biasa terjadi. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi emosi dengan cara yang lebih dewasa. Oleh karena itu, orang tua harus membantu anak-anak belajar mengendalikan emosi mereka dengan cara yang lebih positif dan konstruktif. Memberikan contoh yang baik adalah salah satu metode yang efektif. Anak-anak sangat suka meniru orang tua mereka, jadi jika orang tua mereka mengajarkan mereka cara tetap tenang dan mengendalikan diri dalam situasi sulit, anak-anak akan lebih cenderung meniru perilaku orang tua mereka.

  • Ajari Anak Untuk Memecahkan Masalah Sendiri dan Berikan Pujian Ketika Sudah Mampu Untuk Memecahkan Masalah Sendiri.

Membimbing anak untuk memecahkan masalah sendiri merupakan salah satu langkah penting dalam membangun kemandirian mereka. Dengan membekali mereka dengan kemampuan ini, anak akan lebih siap menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam hidup. Ketika anak menemukan problematika di kehidupannya, orang tua dapat membantu mereka untuk mencari solusi atas apa kesulitan yang sedang dihadapi. Orang tua bisa menjadi penengah dengan mengajak anak untuk mencari solusi dengan memberikan beberapa pilihan dari tindakan yang akan dilakukan. Dengan begitu anak akan belajar tentang bagaimana memutuskan sesuatu serta menyelesaikan masalah secara cepat dan baik. Orang tua dapat membantu anak dengan memberikan arahan dan pertanyaan terbuka untuk membantu mereka berpikir kritis dan kreatif, bersabar dan memberikan pujian atas usaha yang mereka lakukan, meskipun hasilnya belum sempurna, serta menjadi contoh yang baik dalam menyelesaikan masalah dengan tenang dan penuh tanggung jawab. Beberapa contoh kegiatan yang dapat membantu anak belajar memecahkan masalah sendiri adalah membangun menara dengan balok, menyelesaikan puzzle, memasak makanan sederhana, bermain peran, dan mengatasi konflik dengan teman. Dengan membiasakan anak untuk memecahkan masalah sendiri, mereka akan tumbuh menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dalam hidup.

  • Ciptakan Suasana Nyaman dan Hindari Menghukum Anak

Ketika anak-anak menunjukkan emosi, baik itu rasa marah, frustrasi, atau kesedihan, hal ini merupakan hal yang wajar dan perlu dimaklumi. Memberikan konsekuensi, memukul, atau mempermalukan mereka bukanlah cara yang tepat untuk mengajari mereka mengendalikan diri. Hukuman fisik dan emosional hanya akan memperburuk perilaku dan membuat anak semakin tertekan dalam menyimpan emosinya. Hal ini dapat berakibat pada ledakan emosi yang lebih besar di masa depan, bahkan dapat memicu trauma dan masalah kesehatan mental. Sebagai gantinya, fokuslah pada menciptakan suasana rumah yang penuh kasih sayang dan membimbing anak dengan cara yang positif. Bantu anak untuk memahami dan mengungkapkan emosinya dengan cara yang sehat. Ajarkan mereka strategi untuk menenangkan diri saat merasa marah, frustrasi, atau sedih. Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau mindfulness dapat membantu mereka untuk mengendalikan emosinya dengan lebih baik.

  • Mengalihkan Perhatian Anak dengan Kegiatan yang Menyenangkan

Pendekatan ini terbukti mampu membimbing fokus anak dari emosi negatif menuju pengalaman positif yang membangkitkan keceriaan. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan usia anak. Bagi anak yang menyukai aktivitas fisik, mengajak mereka bermain di luar ruangan, berolahraga, atau mengikuti permainan edukatif yang melibatkan gerakan dapat menjadi pilihan tepat. Energi yang dikeluarkan melalui aktivitas fisik ini dapat membantu menenangkan anak dan mengalihkan fokus mereka dari emosi negatif. Bagi anak yang lebih menyukai kegiatan kreatif, menyediakan alat melukis, mewarnai, atau bermain peran bisa membangkitkan imajinasi mereka dan membantu mereka mengekspresikan diri dengan cara yang positif. Aktivitas kreatif ini dapat memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi emosinya dan menemukan cara untuk mengatasinya dengan lebih baik. Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki preferensi yang berbeda. Orang tua perlu memahami kegemaran dan minat anak agar dapat memilih kegiatan yang tepat untuk mengalihkan perhatian mereka. Selain itu, penting untuk menciptakan suasana yang positif dan penuh dukungan saat mengajak anak melakukan kegiatan tersebut. Hal ini akan membantu anak merasa lebih nyaman dan terhubung dengan orang tua, sehingga lebih mudah mengelola emosinya.

Membimbing anak untuk mengenal dan mengelola emosinya ibarat memberikan mereka hadiah berharga untuk masa depan yang cerah. Kemampuan ini akan menjadi bekal penting bagi mereka dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan di hidup. Memang, mempelajari cara mengelola emosi bukanlah hal yang mudah, baik bagi anak maupun orang tua. Diperlukan kesabaran, konsistensi, dan dedikasi tinggi dalam mendampingi anak dalam proses belajar ini. Setiap anak memiliki keunikan dan kebutuhannya masing-masing. Temukan cara yang paling sesuai dengan karakter anak. Berikan mereka ruang untuk mengekspresikan emosinya dengan sehat, ajarkan cara menyelesaikan masalah dengan damai, dan tunjukkan bagaimana cara mengelola emosi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Percayalah bahwa dengan usaha dan kasih sayang, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang penting untuk menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia. Masa depan cerah ini bukan hanya harapan, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai orang tua. Bersama-sama, ciptakan masa depan gemilang bagi anak-anak, di mana mereka dapat hidup dengan penuh kebahagiaan, keceriaan, dan kecerdasan emosional yang tinggi. Bimbingan dan kasih sayang kita akan menjadi kunci bagi masa depan mereka yang penuh makna dan kebahagiaan. (Meida Ayuk Nur Hanifah, (2300003009), mahasiswa prodi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan, dosen pembimbing Dr. Riana Mashar S.Psi., M.Si., Psiko)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun