Beberapa orang berkata, "aku mau pacaran supaya aku bahagia. Aku mau menikah supaya aku bahagia. Aku mau ini, mau itu, supaya aku bahagia." Benar adanya bahwa kehadiran orang-orang dalam hidup kita dapat membuat kita belajar hal-hal baru, bersyukur dan tentunya bahagia.
Tapi tidak dipungkiri juga ada kalanya atau bahkan sering, beberapa orang yang ada dalam hidup kita justru berperilaku tidak sesuai dengan harapan kita, tidak sesuai dengan apa yang kita percayai tentang mereka sebelumnya, sehingga kita kecewa, sedih, dan mungkin stress bahkan bisa berujung depresi karena seseorang yang kita percaya tidak menjaga janjinya, mengkambingkitamkan kita, atau banyak hal lain yang akhirnya membuat kita merasa buruk, menjadi tidak bahagia lagi.
Kecewa dan sedih adalah respon alamiah yang normal bagi kita, seorang manusia, setelah kita mengalami hal-hal tersebut. Kecewalah dan sedihlah, karena itu bisa membuat kita merasa lebih baik.
Di dunia ini ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan kita usahakan untuk menjadi lebih baik tapi sebaliknya, adapun hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan karena sebenarnya itu bukan bagian dari tanggung jawab atau tugas kita sebagai seorang individu. Kita tidak bisa merubah kekasih kita yang suka berselingkuh menjadi orang yang jujur, setia dan tulus.
Kita tidak bisa mengubah teman kita yang malas belajar, bekerja, menjadi orang yang tekun agar kehidupannya lebih baik. Ibaratnya kita tidak bisa memberi sesuap 'makanan' jika orang yang bersangkutan berkenan untuk membuka mulutnya, mengunyah dengan baik dan menelan itu.
Perubahan adalah tanggung jawab masing-masing individu, tidak ada jaminan kita bisa merubah seseorang karena itu adalah kewajiban pribadi masing-masing. Begitu juga dengan membuat diri kita sendiri bahagia.
Bahagia itu mudah kalau kita mudah bersyukur dan tidak menggantungkan kebahagiaan kita pada orang lain. Itu yang selalu saya ingat dari apa yang dosen saya ajarkan. Seperti yang sudah aku gambarkan diawal, kita tidak bisa mengendalikan hal-hal eksternal yang ada di luar diri kita tapi kita bisa mengendalikan diri kita sendiri.
Pikiran, sudut pandang dan perasan kita tentang sesuatu, kita mampu mengendalikan hal itu, membiasakannya dan membuat diri kita bahagia secara mandiri tanpa mengharuskan orang lain untuk membuat diri kita bahagia. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Paling Sempurna. Manusia mempunyai akal, pikiran, dan perasaan, dan manusia mampu mengendalikan hal itu.
Sungguh besar nikmat yang Tuhan berikan, Maha Besar Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai manusia yang diberi nikmat sebesar ini oleh Tuhan, kita mesti mampu mensyukurinya dengan cara memfungsikan hal-hal tersebut sebagaimana yang Sang Pencipta berikan kepada kita.
Manusia bisa berubah. Hal ini bisa memberikan ouput yang positif dan juga ouput yang negatif karena arah perubahan juga dua, perubahan yang positif dan perubahan yang negatif. Kita membangun kepercayaan dengan seseorang, menyepakati komitmen tetapi di tengah perjalanan orang itu 'berubah' dan menjadi orang yang tidak kita 'kenal' sebelumnya.
Ada dua kemungkinan. Memang orang itu berubah, atau orang tersebut memang aslinya begitu dan kita baru saja melihat sisi lain dari dirinya yang belum kita ketahui.