Mohon tunggu...
Anjar Meiaw
Anjar Meiaw Mohon Tunggu... Editor -

Kadang nulis | Kadang ngedit | Kadang nyanyi | Kadang ngemsi | Kadang shopping |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pusara Cinta

17 Desember 2015   13:11 Diperbarui: 17 Desember 2015   13:27 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh-sungguh ikhlaskah aku kemarin menikahi Rofa? Atau aku hanya ingin berupaya bertanggung jawab atas perbuatanku yang telah lampau? Mengapa aku tetap tidak bisa mencintainya sebagaimana aku mencintai istriku, Zennida? Mengapa aku jadi merasa sangat kehilangan Zennida? Pertanyaan bertubi-tubi yang membuatku kian meratap. Aku kehilangan Zennida, dan –mungkin- juga sebentar lagi...ah, Rofa!

Aku menatap Rofa. Matanya terpejam. Bibirnya masih mengulum senyumnya yang tulus. Tangannya menggegam erat tanganku seolah tidak ingin berpisah dariku. Pelan-pelan genggamannya melemah dan tangannya terkulai begitu saja. Matanya masih terpejam. Senyumnya masih tersungging. Namun nadinya telah berhenti diiringi air mata yang menyembul di permukaan mataku.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun