Mohon tunggu...
Muhammad Ihsan
Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Halo saya Ihsan

Saya adalah seorang Blogger yang menyukai Ilmu Teknologi dan Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Arab Spring dan Peran Media

15 Januari 2025   20:59 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:59 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Arab Spring dan Peran Media

 

Revolusi adalah suatu fenomena dimana terjadi pergolakan sosial politik dan ekonomi yang sangat cepat dan memiliki efek jangka panjang dan luas. Menurut KBBI, Revolusi adalah suatu perubahan pemerintahan dengan menggunakan kekerasan atau perlawanan bersenjata. Penyebab revolusi sendiri pada dasarnya sama, yaitu adanya kesenjangan sosial, krisis ekonomi, korupsi, pemerintahan otoriter hingga mismanajemen pemerintahan adalah pemicu revolusi. Hal ini seperti yang terjadi di Indonesia pada peristiwa Reformasi 1998, Perancis 1789, Revolusi Eropa Timur 1989, dan Revolusi Eropa Timur 1989, yang dimana kombinasi krisis ekonomi, korupsi, kesenjangan sosial, hingga salah urus pemerintahan menciptakan amarah rakyat yang pada akhirnya mendorong rakyat untuk menggulingkan pemerintahan mereka sendiri. Hal yang sama pun terjadi di Suriah dan negara-negara Arab lainnya. Pada Desember 2010, dunia dihebohkan dengan aksi bakar diri yang dilakukan oleh Mohammed Bouazizi. Saat itu Bouazizi melakukan aksi nekatnya di sebuah kota di Tunisia untuk memprotes tindakan represif aparat yang menyita barang dagangannya. Akibat aksi nekatnya itu, Bouazizi mengalami luka bakar 90 dan setelah dirawat selama beberapa hari Bouazizi menghembuskan nafas terakhirnya.

Peristiwa tersebut tak pelak menjadi pemicu kemarahan rakyat Tunisia terhadap Pemerintahan Presiden Zine El Abidine Ben Ali. Selama lebih dari 2 dekade, Ben Ali memimpin Tunisia dengan tangan besi. Ia kerap menjebloskan lawan-lawan politiknya, membatasi kebebasan pers dan berekspresi, dsb. Adanya media sosial seperti Facebook juga mempercepat revolusi. Warga tidak hanya berkumpul di tempat-tempat fisik seperti Balai Desa ataupun Masjid, namun juga di dunia maya untuk menyuarakan aspirasi mereka sekaligus menghubungkan mereka dengan warga lain di luar kota. Aksi-aksi demonstrasi di Tunisia pun pecah sampai akhirnya Ben Ali memutuskan mengundurkan diri setelah lebih dari 24 tahun memimpin Tunisia. Ia awalnya mencoba kabur ke Perancis, namun suakanya ditolak dan ia pun mendapatkan suaka dari Pemerintah Arab Saudi. Revolusi Tunisia yang berhasil menggulingkan Ben Ali kemudian menjalar ke negara-negara Arab lainnya. Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, adanya media sosial seperti Facebook mempercepat penyebaran informasi. Mesir menjadi negara kedua yang dilanda demam revolusi. Rakyat Mesir melakukan demonstrasi menuntut Presiden Hosni Mubarak yang sudah berkuasa sejak 1981 untuk mundur. Aksi demonstrasi kerap diwarnai dengan aksi bentrokan antara aparat dan demonstran. Pada Februari 2011, karena tekanan, Presiden Mubarak akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya.

Revolusi kemudian menyebar ke Libya, Suriah, Bahrain, Irak, Yordania, hingga Maroko. Di Libya misalnya, revolusi berhasil menumbangkan kekuasaan Muammar Khadafi yang sudah berkuasa sejak 1969. Di Bahrain, masyarakatnya menuntut pemerintahan yang inklusif yang tidak didominasi oleh satu kelompok. Bahrain adalah negara yang mayoritas penduduknya adalah penganut Syiah, namun pemerintahan negara ini didominasi oleh kelompok Sunni. Revolusi di Bahrain menjadi yang paling keras di negara-negara Teluk. Bahkan Pemerintah Bahrain meminta bantuan kepada Arab Saudi untuk meredam kekerasan. Lalu pertanyaan berikutnya adalah mengapa revolusi Arab Spring bisa menjalar seperti api? Menurut pendapat saya ada dua hal yang menjadi penyebab. Pertama, kondisi sosial ekonomi negara-negara Arab yang hampir sama. Dimana mereka memiliki bahasa yang sama, budaya yang sama, dan agama yang dianut juga sama. Yang kedua, adanya kesamaan nasib yaitu sama-sama dipimpin oleh pemerintahan yang otoriter, korup, dan represif. Dan yang ketiga adanya pengaruh media massa yang begitu cepat menyebarkan informasi ke seluruh tempat.

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, adanya media sosial seperti Facebook dsb memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan informasi-informasi ke seluruh penjuru. Masyarakat bisa dengan mudah mengakses informasi yang berada di luar tempat mereka dengan mudah dan kemudian menumpahkan amarah mereka melalui jejaring sosial, kemudian mengorganisir aksi unjuk rasa dan kemudian turun ke jalanan menyuarakan aspirasi mereka. Hal inilah yang terjadi seperti itu. Revolusi Arab Spring membawa dampak besar. Di Libya, pemerintahan Muammar Khadafi memang berhasil digulingkan. Namun Libya sama seperti Irak pasca jatuhnya Saddam Hussein 2003. Sejak tumbangnya Khadafi, Libya terjerembab ke dalam krisis politik dan instabilitas dalam negeri. Di Suriah, revolusi Arab Spring menjadi pembuka perang saudara mematikan di negara tersebut. Perang yang memakan ratusan ribu korban jiwa, memaksa jutaan warga mengungsi, menimbulkan bencana kemanusiaan, hingga menjadi bibit-bibit munculnya kelompok ekstrimis seperti ISIS. Di Mesir, revolusi Arab Spring memang membawa angin perubahan dengan tumbangnya Hosni Mubarak dan pada 2012, politikus Ikhwanul Muslimin Mohammad Mursi memenangkan pemilu. Namun sayang pada 2013, ia dikudeta oleh Jenderal Abdel Fattah El-Sisi. Sejak saat itu Mesir kembali ke lubang yang sama. Revolusi Arab Spring ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, revolusi ini berhasil menumbangkan pemimpin-pemimpin diktator, korup, dan represif. Namun di satu sisi revolusi ini juga membuat banyak negara-negara Timur Tengah terjerembab ke dalam krisis yang parah. Satu pertanyaan muncul? Siapakah yang harus bertanggung jawab atas ribuan nyawa yang telah melayang di Suriah, Yaman, Libya, dan Irak hingga saat ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun