REVIEW FILM CHILDREN OF HEAVEN
Film Children of Heaven adalah film yang berasal dari Iran. Film ini mengisahkan tentang kakak beradik yang harus bertukar sepatu tiap hari supaya bisa bersekolah. Adegan film ini dibuka dengan Ali, seorang siswa kelas 3 SD. Ali memiliki seorang adik perempuan yang bernama Zahra. Ali dan keluarganya tinggal di pinggiran Ibukota Iran Teheran. Ayah Ali adalah marbot Masjid di dekat rumahnya, sedangkan Ibunya adalah Ibu Rumah Tangga. Meskipun begitu, baik ayah dan ibu Ali selalu berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya. Suatu hari Ali disuruh untuk membawa sepatu adiknya ke tukang sol dan kemudian membeli sayur di pasar. Namun sayang, Ali teledor dan ia menaruh sembarangan sepatu milik Zahra. Akibatnya sepatu itu pun diambil oleh seornag pemulung.
Ali pun kaget karena sepatu milik adiknya itu hilang. Ia pun berusaha mencari, namun ia dimarahi oleh si pemilik toko. Ali kemudian pulang dan memberitahukan kehilangan itu kepada Zahra. Zahra pun sedih karena ia tidak bisa bersekolah jika tidak ada sepatu. Zahra bahkan mengancam akan memberi tahu Ayah. Namun Ali berusaha menahannya, dikarenakan kondisi ekonomi yang sulit dan keadaan Ibu yang sakit keras sehingga membeli sepatu adalah hal yang mustahil bagi mereka. Ali kemudian menyarankan agar mereka bertukar sepatu saja. Karena Zahra masuk pagi dan Ali masuk siang, maka mereka bisa bertukar di tengah jalan. Akhirnya keesokan harinya pun mereka melakukan hal itu.
Sejak saat itu Ali dan Zahra selalu bertukar sepatu. Mereka akan bertemu di titik yang sudah disepakati sebelumnya untuk bertukar, dimana Ali akan memakai sepatu ke sekolah dan Zahra akan memakai sandal ke rumah. Namun suatu hari, Zahra yang terburu-buru tanpa sengaja menghanyutkan sepatunya di selokan. Akibatnya Ali harus ke sekolah dengan sepatu basah. Ali selalu kesal karena ia selalu telat karena Zahra. Meskipun begitu, Ali tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang mendukung.
Suatu hari Ayah Ali mengajaknya untuk ke kota demi mencari pekerjaan. Di sana ia bertemu dengan seorang anak orang kaya. Ayah Ali menjelaskan keinginannya mencari pekerjaan. Si pemilik rumah pun dengan senang menerima Ayah Ali, terlebih ia sangat membutuhkan tukang kebun untuk mengurusi kebun dan tamannya. Ayah Ali bekerja dengan keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara Ali dan si anak orang kaya saling bermain tanpa memandang perbedaan status. Ketika hendak pulang ke rumah, Ayah dan Ali harus ditimpa nasib sial. Mereka mengalami kecelakaan karena rem sepeda mereka blong dan menabrak pembatas jalan.
Suatu hari di sekolah, Ali menemukan papan pengumuman lomba lari, yang dimana hadiah juara 3 adalah sepatu. Ali pun bertekad untuk menjadi juara 3 agar ia bisa memberikan hadiah sepatu kepada Zahra sebagai ganti sepatunya yang hilang. Ali pun kemudian menemui guru olahraganya menjelaskan ia ingin ikut lomba lari. Awalnya sang guru ragu karena Ali jalannya lambat. Namun karena tekad yang kuat, akhirnya sang guru menerima Ali untuk ikut lomba lari. Setiap hari Ali berlatih keras agar ia bisa menjadi juara 3.
Di hari pertandingan, Ali dan ribuan peserta lainnya bersaing untuk mencapai garis finish. Dengan penuh semangat, Ali berlari demi mewujudkan impiannya itu. Akhirnya Ali pun mencapai garis finish, ia sempat bertanya apakah ia juara 3. Namun sang guru berkata "Kamu juara 1". Mendengar hal itu, wajah Ali pun pucat karena ia tidak bisa memberikan sepatu kepada adiknya. Pulang ke rumah, Ali tidak membawa apa-apa selain piala. Zahra pun kecewa karena kakaknya mengingkari janjinya.
Film ini meskipun sangat sederhana, namun sangat sarat akan pesan moral. Pesan moral yang paling menonjol adalah menunjukkan bagaimana caranya bersyukur meskipun ditengah keterbatasan. Dari film ini kita bisa memetik satu pesan bahwa jika masih ada, maka gunakan dan jangan memaksakan untuk melakukan hal yang tidak realistis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI