Pada hari Minggu tanggal 16 Oktober 2022, saya mengikuti geladi Hominisasi. Tiga hari sebelum geladi Hominisasi, tepatnya pada tanggal 13 Oktober 2022 saya diberi tugas untuk mengerjakan tugas sebelum mengikuti geladi Hominisasi yang disebut dengan tugas pra-geladi. Tugas yang diberikan berupa refeksi dari lagu "Indonesia Raya" yang memuat 3 stanza dalam minimal 40 kata, kemudian tugas yang kedua adalah merefleksikan salah satu film dokumenter yang diberikan dari 10 pilihan. Pada tanggal 16 Oktober 2022, saya mengikuti geladi Hominisasi yang diadakan secara online. Geladi tersebut terlaksana selama 5 jam yang dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 13.00 siang.
Dalam acara geladi tersebut, kami berdinamika bersama-sama. Kemudian, kami belajar tentang pengertian geladi Hominisasi serta tujuannya dan berdiskusi dengan Bapak dan Ibu yang ikut serta dalam geladi hominisasi. Setelah itu, kami dibagi dalam breakout room sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan sebelum acara geladi Hominisasi. Saya dan kelompok saya mendapatkan tema Hari Hak Asasi Binatang. Kami diberikan waktu 1 jam untuk memikirkan apa yang akan ditampili di depan umum.Â
Kelompok saya memutuskan untuk membuat presentasi yang dibelakangnya ada virtual background. Kami sampaikan mengenai latar belakang Hak Asasi Binatang, SWOT ( Strength, Weakness, Opportunities, Threats), dan pesan untuk melindungi hewan yang hampir punah. 5 jam berlalu dan kami telah menyelasaikan presentasi dan menampilkan di depan teman-teman kelompok lain dan Bapak/ibu dosen serta mendapatkan banyak hal menarik dari geladi Hominisasi. Geladi Hominisasi tersebut diawali dari doa, ditutup dengan doa, dan kemudian foto bersama.
Refleksi dari geladi Hominisasi tersebut adalah saya dapat belajar tentang nasionalisme, berbahasa, memiliki cinta kasih, berlogika, dan banyak hal menarik lainnya.
Perlunya kemampuan menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara dalam bersosialisai adalah ketika kita menyampaikan argumen kita ataupun aspirasi di tengah masyarakat, kita tidak hanya menyampaikan argumen dengan isi yang kosong. Isi yang kosong disini berarti hanya menyampaikan tapi tidak ada artinya yang berguna. Maka dari itu, dengan berpikir yang logis dan berbahasa yang baik, kita dapat menyampaikan argumen dengan isi yang menarik dan bermanfaat buat banyak orang.
Setelah mengikuti geladi Hominisasi ini, saya jadi lebih percaya diri untuk berbicara didepan umum dengan bahasa yang baik. Saya juga mampu bersosialisasi dengan baik dan selalu berusaha menebarkan nilai-nilai positif di tengah pergaulan saya, di samping itu saya juga diajarkan untuk bekerja sama dalam tim dengan baik. Tentunya saya juga lebih memahami tentang beragam budaya di Indonesia. Mulai dari sejarah, budaya, suku, dan keanekaragaman lainnya.
Kemampuan yang didapat dan saya terapkan dalam perkuliahan sebagi seorang Mahasiswa Fakultas Hukum tentu berkaitan dengan kemampuan dalam menyampaikan argumen dengan bahasa yang baik dan benar serta secara mampu berpikiri secara sistematis dan logis. Selain itu, cara saya meningkatkan kemampuan berpikir dengan mulai belajar untuk rajin membaca agar pengetahuan saya bertambah, membiasakan diri berpikir logis, dan untuk berbahasa saya belajar untuk membiasakan rajin menulis dengan bahasa yang baik dan benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H