Mohon tunggu...
Megawati Mustafa
Megawati Mustafa Mohon Tunggu... lainnya -

Sedang belajar menulis.... dan senang jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengapa Harus Menunggu?

24 November 2011   09:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu sekali, adik bungsu saya memberikan hadiah berupa kerang kecil dirangkai menjadi sebuah mainan saat hari ulang tahun saya. Meski keluarga kami tidak merayakan hari ulang tahun, si bungsu mencoba menyenangkan hati kakaknya dengan hadiah tersebut di hari kelahiranku. Lalu saya mengajaknya berbicara bahwa dia tak perlu melakukan hal tersebut jika hanya untuk membalas budi (maklum kebutuhan sehari-hari baik sekolah maupun non-sekolah sebagian besar dipenuhi oleh saya). “Kita sedang tidak berdagang. Uang kamu belikan hadiah adalah uang dari kakak juga. Berikan kakak hadiah saat kamu berlebih dan berikan yang kakak butuhkan. Dan kamu ikhlas memberikannya”.

Sekali tempo saya membawa beragam penganan kecil maupun tidak ringan ke kantor untuk berbagi. Dan tidak sedikit dari kolega yang mendapat bagian berkomentar “Dalam rangka apa nich?” atau “Siapa yang ulang tahun?” atau “Hari ini kamu ulang tahun ya?” Dan jawaban saya sederhana “Berbagi tidak berarti merayakan sesuatu ‘kan?”

Saya pribadi memberi kepada mereka yang saya sayangi tanpa mengkaitkannya dengan hari-hari tertentu, seperti hari ulang tahun atau valentine. Saya melakukannya saat saya mau dan mampu. Bisa jadi saya mengorek kocek saat melihat barang atau benda yang menurut saya baik dan berguna buat individu atau mereka yang memang pantas menerimanya, dan tak selalu harus orang-orang terdekat dalam hidup Anda, misalnya tukang sampah atau satpam.

Dan pemberian tersebut tidak selalu harus yang ‘luar-biasa’ tetapi memang berguna bagi yang menerimanya.Untuk keluarga, seperti adik, ayah, ibu dan teman-teman dekat biasanya saya mencari tahu kesukaan atau hobbinya atau kebutuhannya. Jadi saat saya menemukan barang-barang yang cocok untuk mereka, saya akan membelinya jika sesuai dengan kemampuan financial saya pada saat tersebut. Dan buat mereka yang tidak Anda kenal dengan baik, bisa saja hadiah yang diberikan bersifat general: uang, kaos, makanan, dan seterusnya.

Terkadang saya membuatnya sendiri agar ada sentuhan pribadi dan hasilnya unik karena tak ada yang menyamai. Saya punya bakat membuat beberapa kerajinan tangan yang bisa bermanfaat buat orang lain. Jilbab sutra dengan lukisan abstrak, misalnya, adalah satu dari sekian hadiah yang saya bisa berikan kepada kawan yang berkerudung. Atau Bookmark dari kertas kalkir yang diembos dan dihiasi dengan mote atau sejenisnyaa. Bisa juga lukisan sutra, dan seterusnya. Biasanya yang menerima sangat menghargai pemberian tersebut dan jika benda tersebut bisa dipajang, mereka akan melakukannya.

Pemberian bisa juga tidak berwujud benda tetapi dengan mentraktir makan atau mengajak nonton. Bagi yang suka jalan-jalan, ide inijuga bagus untuk dilaksanakan.

Jika berbagi kebahagian dikaitkan dengan hari tertentu, ,misalnya hari ulang tahun atau hari , terlalu lama rasanya menunggu 1 tahun. Mungkin saja saya (kita) tidak cukup umur untuk melakukannya di tahun berikutnya. Hemat saya,berbagilah saat Anda bisa!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun