Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengangguran

24 September 2023   21:27 Diperbarui: 24 September 2023   21:30 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Koleksi Desain Megawati Sorek

"Engkau sarjana muda 

Resah mencari kerja

Mengandalkan ijazahmu

Empat tahun lamanya

Bergelut dengan buku

Tuk jaminan masa depan "

Begitulah petikan lirik lagu "Sarjana Muda" yang dinyanyikan oleh musisi legendaris Iwan Fals rilis ditahun 1981. Sudah lama ya, tetapi bagaimana lirik tersebut masih menyindir sampai saat ini, bukan?

Zaman telah berubah, yang namanya pengangguran masih dominan bahkan terus meningkat. Apalagi saat ini semua serba canggih. Banyak pekerjaan yang sudah diambil alih oleh mesin-mesin yang dikendalikan oleh komputer. Pertumbuhan penduduk juga terus mengalami peningkatan tetapi pekerjaan justru banyak yang hilang.

Pengganguran memberi dampak yang besar pada perkembangan ekonomi suatu negara. Himpitan ekonomi akan mempengaruhi kesejahteraan, angka kriminalitas, tekanan hidup, stres, kekacauan sosial bahkan depresi berat.

Jadi bagaimana? Setiap orang perlu mengembangkan keterampilan yang menjadikan dirinya benar-benar siap dan dapat bekerja. Semisalnya menjadi orang yang merdeka secara ekonomi mampu menguasai keadaan dan lingkungan , menguasai perubahan ketimbang melawannyanya. Terbuka, reseptif dan adaptif terhadap berbagai perkembangan zaman. Bahkan memfokuskan pada kualitas untuk memikirkan apa yang perlu diketahuinya dalam rangka meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya, untuk besok dan juga sekarang. Sedangkan yang telah bekerja harus tetap belajar berkelanjutan untuk mengatasi berbagai perubahan dan mampu mengambil inisiatif, menggunakan pertimbangan, pengambilan keputusan yang baik dan rasional, kreatif dan inovatif.

Berat memang bagi pencari kerja untuk mampu memenuhi standar ketercapaian kualitas hidup yang diimpikan. Apalagi kemampuan masih ditaraf rendah.

Dunia begitu cepat berubah maka pengangguran bisa mengambil jalan pertama adalah bagaimana belajar cara belajar? Kekuatan  untuk berubah dari konsumen menjadi aktif juga produktif. Bagaimana cara berpikir?" Kemauan untuk sukses berbanding lurus dengan kemampuan belajar. Pengangguran seharusnya tahu bahwasanya orang yang tidak secara agresif dan terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya maka tidak akan mampu bertahan dan pastinya akan ketinggalan. Percepatan komunikasi dan informasi serta temuan ilmiah dan teknologi yang berkembang pesat membuat kita mau tak mau tidak bisa bersembunyi maka putuskan ikut terlibat aktif dan berdaya guna meningkatkan produktivitas. Kita berpacu dan tidak ada kesempatan untuk berhenti atau mengambil napas sebentar, begitulah perumpamaannya.

Kecepatan teknologi mengantarkan fakta-fakta kehidupan ke hadapan kita lebih cepat dari kemampuan kita menyerapnya. Buktinya, lapangan pekerjaan banyak yang menghilang.

Tuntutan untuk sang pengangguran seperti disinggung pada tulisan di atas adalah berupaya mengembangkan kemerdekaan dan kemandirian diri. Kemandirian yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengelola cara menguasai informasi yang cukup besar, melihat, analisi signifikansinya yang sebenarnya dan mengetahui bagaimana menggunakankan informasi itu untuk melahirkan produk -produk dan jawaban kreatif terhadap berbagai masalah. Alias wirausaha dan menjadi enterpreneur nih ya intinya.

Kompetensi harus dimiliki oleh pengganguran agar mampu berkompetisi. Eh, tambah lagi ya, berkolaborasi.

Apa tulisanku ini ya, sebenarnya, curhat atas kesedihan hati melihat ponakan mencari kerja sana-sini tidak diterima tanpa meningkatkan kemampuan dirinya.

Jadi ingat, kutipan dasyat dari Imam Syafi'i . "Jika kamu tidak mampu menahan lelahnya belajar maka kamu harus mampu menahan perihnya kebodohan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun