Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kematian Itu Pasti

24 Mei 2023   15:38 Diperbarui: 24 Mei 2023   15:39 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Koleksi Desain Megawati Sorek 

Setiap yang bernyawa akan mati. Kita akan berada di ujung kehidupan yang melenakan. Dunia yang membuat kita lupa maut itu akan tiba. Semuanya nantinya akan kita tinggalkan dan meninggalkan. Ada yang datang ada yang pergi, hilang tumbuh berganti. Regenerasi akan berjalan. Hidup ternyata hanya sebentar, begitu cepat waktu berlalu. Tahu-tahunya seiring waktu berlalu semua menjadi kenangan dan tinggalah nama. Kematian akan menghampiri, mau tidak mau pasti terjadi dan masing-masing mendapat giliran. Firman Allah pada QS. Al-Kabut 57 yang bermakna adalah :

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada kami kamu dikembalikan"

Peristiwa terpisahnya ruh dari jasad . Sebenarnya esensi kehidupan ada pada ruh, jika tubuh tanpa ruh ia hanyalah benda mati saja, berupa bersifat materi. Jika sudah menjadi jasad , asalnya dari tanah, dikembalikan lagi ke tanah, dan merupakan bagian dari benda di dunia. Untuk  ruh dia tetap abadi, bersifat abstrak, berasal dari langit, walau kita hanya sedikit ilmu yang diberikan oleh Allah  mengenai eksistensinya ruh dan sampai saat ini masih misteri dan nantinya akan menjalani kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Perasaan ngeri, sedih dan takut, membicarakan tentang kematian bukanlah hal yang menyenangkan. Kematian identic dengan kesedihan. Kita rasanya maunya sih berumur panjang dan hidup yang bahagia dan jika hal itu datang secara mendadak tanpa kita tahu waktu banyak di antara kita belum siap. Indahnya dunia yang membuat terlena meski kita sadar itu adalah fana. Persiapan menghadapi kematian terkadang belumlah ada. Kalau bisa ditunda tentu mungkin kita minta tanguh waktu. Sayang akan keluarga, harta benda dan segala isinya, hubbun dunya, mencintai dunia begitu kuat itulah kita.

Kematian adalah bukan akhir, justru pintu gerbang sebuah penantianyang lama hingga kiamat yang akan datang. Sudah cukupkah bekal? Ah, rasanya jika ingat mati, hati ini menciut dan begitu banyak penyesalan yang datang. Waktu selama ini telah lalai, terbuang sia-sia dan abai. Anehnya perasaan ini hanya datang sekejap saja, setelah itu kembali hanyut dengan hiruk pikuk dunia. Sibuk, sesibuknya mengejar dunia, lupa akhirat. Amal ibadah sekedarnya saja, seakan hidup lama lagi. Padahal kita semua tak tahu, kapan ajal menjemput. Bahkan tanpa menunggu tobatmu.  Al-Quran menyingung hal tersebut yang bunyinya sebagai berikut :

"Dan setiap umat mempunyai batas waktu ajal, maka mereka tidak akan dapat mengundurkannya sesaat pun, dan mereka tidak akan dapat pula memajukannya" (QS. Al-A'raaf 7:34)

Baginda Rasul juga menyuruh kita agar ingat pemutus kenikmatan yaitu kematian. "Perbanyaklah kalian mengingat kematian, sebab seorang hamba yang banyak mengingat mati, maka Allah akan menghidupkan hatinya, dan Allah akan meringankan baginya rasa sakit saat kematian."

Seharusnya kematian menjadikan pengingat bagi kita untuk menjadi orang cerdas versi  junjungan kita Rasullulah. Beliau menyatakan bahwa orang yang cerdas adalah manusia yang mampu  mengendalikan dirinya dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian. Kematian adalah pintu gerbang untuk memasuki fase kehidupan berikutnya. Akan banyak yang akan dilalui lagi.

Tentang gelapnya alam kubur, siksa dan nikmat kubur, himpitan kubur, fitnah kubur, ada tuntutan hutang sampai dalam kubur, makanya ahli waris wajib tahu dan melunasinya segera. Malaikat yang datang dengan wajah seram dan ganas. Waduh, membayangkan ini saja sudah merinding.

Kematian bukankah akhir dari segalanya. Sebagian orang bahkan percaya kematian hanyalah ketiadaan yang mutlak, tidak ada kehidupan, tidak ada alam kubur dan akhirat, kepunahan. Ia merasa dunianya berat, penuh nista, dan kesengsaraan dan memutuskan bunuh diri maka azab yang tak kunjung lepas menanti. Kontradiktifnya pemikiran itu tentunya atas pengaruh dari ilmu yang diketahui. Ajaran agama kita jelas dan gamblang menjelaskan tentang alam kematian dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun