"Serius lo, pukul 09.30 ya, kujemput di bandaranya ... oke, dah," ujarmu menutup telepon.
Senyum semringah, matamu berbinar. Lalu dirimu naik ke atas tempat tidur dan berlonjak-lonjak.
"Eh, kenapa kak? loncat-loncat kayak anak kecil aja, ah," sapa adikmu yang masih mengenakan seragam SMA yang kebetulan melintas di pintu kamarmu yang terbuka.
"Diam lu, urusan gue tau!" jawabmu dengan menjulurkan lidah serta turun dari ranjang.
"Ingat umur ..." adikmu berujar sambil berlalu.
"Baru juga dua puluh tujuh kok!" teriakmu, karena adikmu sudah berlalu ke belakang.
Â
Melihat pola tingkah lakumu aku pun ikut tersenyum geli, yah, terkadang dirimu ada kekanakannya. Lucu dan ngemesin.
Lalu, dirimu mengambil figura foto yang terletak di nakas. Tersenyum memandangi foto kita berdiri dengan latar belakang pemandangan yang hijau, dirimu yang diapit di antara Ibra dan diriku. Mungkin dirimu mengenang lintasan masa lalu kita.
Ya, tujuh tahun yang lalu persahabatan kita bertiga begitu indah. Kita memiliki takdir yang sama dengan jurusan kuliah kita. Selama mengecap ilmu di perguruan tinggi tersebut kita lalui masa kebersamaan yang penuh suka duka. Bahkan kita bertiga ikut MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) bertualang bersama.