Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Gila

22 Maret 2023   14:20 Diperbarui: 22 Maret 2023   14:35 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Megawati Sorek 2023

"tidak! tidak boleh terjadi!" pekikku cepat.

"Dia akan jadi milik orang" kembali bayangan pada cermin itu melolong memprovokasiku.

"Tidak! Alisa milikku! Hanya milikku! Selamanya! " pekikkanku menggema seraya menatap cermin dengan lekat. Terlihat urat leher yang  menonjol, tetapi bayangan itu membalas dengan senyuman tipis meremehkan. "Tidak," lirihku putus asa.

Terdengar tawa nyaring seperti mengolokku memenuhi ruangan berukuran  tiga kali empat meter, membuat teligga penuh dengan dengungan  seperti lebah. Kepala berdenyut dada sesak kehabisan oksigen, mata panas dan akhirnya pandangan berkabut. Menciptakan buliran bening lolos dari kelopak mataku. Dengan sigap meraih pengepel lantai yang tak jauh dariku melempar kearah cermin tersebut. Memunculkan hanya retakan besar, rasanya tak puas, mencari benda lain apa saja kembali menghantam, akhirnya hancur berderai. Rasanya terbayar amarahku melihat bayangan yang seakan mewakili dunia yang tak berpihak padaku itu menjadi serpihan.

Ini tidak adil, aku pun berhak tuk bahagia. Apa yang kuimpikan harus dapat kugapai apapun itu halangannya akan kulawan. Bukankah selama ini  telah bersabar dan menunggu saja. Penderitaan dan kesendirian saja yang setia mewarnai hidupku. Lelah, mengapa duniaku tak seindah cahaya mentari yang mentereng. Tiada kasih sayang, perhatian dari orang lain yang kuterima.

Kali ini, tiada pilihan lain. Keputusanku telah bulat, menjadi tekad yang tak bisa diganggu gugat. Rencana terakhir akan kulakukan untuk mendapatkanmu secara utuh. Akhirnya, kepemilikan atas dirimu kuraih. Kini mata indahmu memandang dengan cinta berbalut baju pengantin putih dengan menggenggam buket bunga. Sangat anggun  nan memancarkan kesempurnaan seorang wanita. Melangkah berlahan, senyuman mengembang, aku lelaki ceking dengan bangga menghampiri dirimu  dan mencium kening serta membelai puncak kepalamu dengan  lembut, sebelum menutup peti mati dengan  ukiran indah itu  disudut ruangan kamarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun