Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Vampir Tragis

27 Februari 2023   20:00 Diperbarui: 27 Februari 2023   20:09 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam gua pada tengah belantara. Pagi dengan sinar mentari cerah, semburat cahaya hanya mampu menyelusup sekitar mulut gua saja dan memberikan sedikit penerangan di dalam gua.  Sementara itu makin ke dalam cahaya semakin redup bahkan gelap. Beberapa stalaktit tetap meneteskan air dan menciptakan irama yang indah seperti tabuhan gamelan. Selain stalaktit di beberapa lorong  gua juga terdapat stalakmit.  Keriuhan sedang terjadi di dalam gua tersebut.

"Kamu, kenapa, Whingky?" Ibu vampire memeriksa kening anak lelakinya. Wanita dengan rambut tergerai panjang itu terkejut ketika mendapati suhu tubuh anak tunggalnya sangat panas.

Vampir berhidung mancung itu meringis. Andaikan wajah itu tidak pucat, pastinya pesona ketampanan yang paripurna melekat padanya. Whingky merasakan tubuhnya tidak nyaman saat akan tertidur pada subuh tadi, matanya tak mampu untuk terpejam padahal setelah kekenyangan malam tadi mendapatkan mangsa.

"Tubuhku, sakit semua, Mom," lirih ia berucap.

"Kamu demam!" seru sang Ibu.

Ibu Whingky terbang rendah  menuju  ke suaminya yang sudah terbuai mimpi. Suaminya itu sudah dengan posisi mengantung kaki di atas, kepala di bawah pada sudut gua. Tubuhnya terbungkus jubah hitam dengan dengkuran halus.

"Dad, bangun. Itu lihat Whingky, ada yang aneh ia alami!" Ia mengoyang-goyang kaki lelaki berkumis itu dengan kasar.

"Apa? Aku ngantuk setelah semalaman mengembara!" Serak suaranya menyahut dan sedikit menghentakkan kaki seperti gerakan salto sehingga posisinya berdiri. Ia paling tidak suka jika tidurnya diganggu, ia akan memarahi istrinya tersebut. Namun, urung ketika ia melihat ekspresi ibunya Whingky begitu cemas. Ia hanya menghela napas.

Mereka berdua kembali menghampiri Whingky yang menggigil. Bahkan pada kedua lubang hidung anaknya tersebut telah mengeluarkan darah kehitam-hitaman. Sepasang suami istri penghisap darah itu panik. Selanjutnya memeriksa lebih lanjut dan mengangkat jubah Whingky serta mendapati memar di beberapa bagian tubuh sang anak .

"Kamu?" Suara ibunya tertahan seperti tercekat di tenggorokan dengan mata terbelalak.

Whingky hanya diam, matanya sendu memandang kedua orang tuanya. Bahkan ia merasa berada di ujung nyawa, untuk mengucapkan kata perpisahan saja ia tak mampu. Dadanya terasa sesak diiringi dengan sakit kepala hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun