Ketika kutulis sajak ini aku terbahak karena gagal memenggal bulan merah
Telah ku simak tembang ayat-ayat langit ketika angin darat telah mengkarat
Skema khayalku menjadi buyar lantas ambyar pada kuncup-kuncup mekar
Tinggal matamu menetes sepi berikan isyarat pertemuan tanpa kata
Lewat berpuluh kemarau memaki bongkahan batu yang bisu
Kembali kunyalakan otakku, mencuci lumut yg mengerak dalam diri
Membuncah pada kepasrahan
Bila gerah waktu tak mampu ku takhlukkan,
Biarkan sebelah sayapku menguburkan hijaunya daun hati terhantar angin ngilu.
Dengan kisah yang tak sempurna, Ibu bumi : 2905.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H