Mohon tunggu...
Mega Riyanti
Mega Riyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Mega Riyanti - (43222010006) Mahasiswa Univeristas Mercu Buana Program Studi S1-Akuntansi Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   12:44 Diperbarui: 14 Desember 2023   12:44 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama        : Mega Riyanti

NIM           : 43222010006

Matkul      : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Sebelum kita membahas lebih lanjut, disini kita akan mengetahui terlebih dahulu siapa itu Jeremy Bentham, teori-teori yang diciptakan dan dibuat, serta Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia yang sudah sangat menyebar luas.

Jeremy Bentham Dilahirkan di spital field, London pada 15 Februari tahun 1748. Dan pada saat usianya tujuh tahun yaitu pada tahun (1775), dia dikirim oleh ayahnya untuk mengenyam pendidikan di Westminster School. Pada tahun 1769 ketika usianya 12 tahun dia melanjutkan pendidikan di Queen’s Collage University of Oxford. Tahun 1763 dia mendaftar kan dirinya menjadi seorang barisster di The Honorable Society of Lincoln’s Inn,Dan berhasil menyelesaikan ujian barristernya pada tahun 1768. Setelah merayakan kelulusannya menjadi seorang baris ter, dia kembali ke Queen’s College untuk melakukan voting terhadap pemilihan parlemen di universitas nya. Sesaat sebelum melakukan voting, dia mengunjungi perpustakaan universitas dan beristirahat sejenak di kedai kopi depan perpustakaan tersebut. Disitulah dia kemudian menemukan salinan pamflet yang baru diterbitkan oleh Josep prestasi dengan judul “Essay on Goverment”. di dalam pamflet itu dia menemukan istilah paling terkenal yaitu “The greatest happiness of the greatest number”. 

Dari data itu pula, Jeremy Bentham memutuskan untuk membuat sebuah pondasi baru kepada ilmu hukum dan kepada legislasi tentang prinsip prinsip keberlakuan hukum dan daya ikatnya kepada masyarakat. Kerja dari Jeremy Bentham ini, selain dimotivasi oleh Pamflet milik John Priestley, didasarkan pula kepada kekecewaannya terhadap hukum, sehingga alih-alih memperhatikan hukum, dia justru memutuskan untuk menulis, mengkritik, dan memberikan saran untuk memperbaiki hukum itu sendiri.

Jeremy Bentham adalah filsuf pendiri Utilitarianisme asal Inggris iya dilahirkan di London, menempuh pendidikan di Oxford, dan kemudian mendapatkan kualifikasi sebagai seorang barista (advokat) di London minta merupakan salah seorang filsuf  Empirisme dalam bidang moral dan politik.

Jeremy Bentham seorang filsuf, ahli hukum, dan reformis sosial Inggris yang berpengaruh, dan terkenal karena filosofi utilitariannya. Inti dari Utilitarianisme nya adalah konsep “Kalkulus Hedonistik”, Yang iya perkenalkan sebagai metode untuk menentukan nilai moral suatu tindakan berdasarkan jumlah kesenangan atau penderitaan yang dihasilkannya. Utilitarianisme Bentham Bertujuan untuk memaksimalkan kebahagiaan atau kesenangan secara keseluruhan dan meminimalkan penderitaan atau kesakitan dalam masyarakat. 

Masalah utama Kalkulus adalah menghitung perbandingan Utilitas inter personal menggunakan Pengukur Utilitas Kardinal daripada pengukuran ordinal.

Kalkulus hedonistik terdiri dari tujuh kriteria atau faktor yang diyakini Bentham harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi konsekuensi suatu tindakan.Kriteria ini digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas kesenangan dan kesakitan yang terkait dengan tindakan tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun