Tahun ajaran 2013/2014 akan dimulai, hal itu ditandai dengan diadakannya Masa Orientasi Siswa (MOS) untuk siswa baru yang duduk di bangku kelas X. Bagi setiap orang, untuk masuk ke lingkungan baru dibutuhkan tahap pengenalan dan adaptasi. Begitu juga dengan para siswa, mereka juga memerlukan proses pengenalan dan adaptasi di lingkungan sekolah baru mereka, dan itulah yang akan mereka jalani dalam serangkaian kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS).
Masa Orientasi Siswa merupakan salah satu kegiatan yang identik dengan tahun ajaran baru di Indonesia. Setiap sekolah jenjang SMP maupun SMA pasti melaksanakan kegiatan ini. Tak hanya murid, orang tua siswa pun juga ikut andil dalam kegiatan tahunan ini, bukan sebagai peserta MOS namun mereka turut berperan besar dalam membantu putra putrinya untuk mempersiapkan segala pernak – pernik keperluan MOS yang kadang terkesan tak masuk akal.
Sebagaian kalangan mungkin berpikir bahwa MOS merupakan kegiatan yang identik dengan tindakan perpeloncoan yang dilakukan oleh para senior terhadap adik kelas mereka. Itulah kesan negative yang timbul dan harus segera dibenahi. Memang pada beberapa sekolah, para senior terkesan terlalu berlebihan dalam memberikan sebuah tugas yang harus dilaksanakan adik kelasnya, tak jarang para peserta menjadi berpikir bahwa kegiatan ini merupakan ajang balas dendam para senior. Namun pandangan seperti itu harus segera dihilangkan, karena masih banyak dampak positif yang mereka dapatkan dari kegiatan ini.
MOS bukanlah arena perpeloncoan para siswa baru. MOS adalah sarana siswa baru untuk lebih mengenal sekolahnya, kakak kelasnya, dan guru-gurunya. Dengan diadakannya MOS maka siswa akan lebih cepat akrab dengan teman – temannya, tugas berkelompok yang diberikan para senior juga akan membuat rasa persatuan siswa menjadi lebih kuat, dan mereka juga akan menyadari arti pentingnya kerjasama serta menghargai satu sama lain.
Dalam kegiatan MOS, hal terpenting yang diberikan kepada siswa merupakan pengenalan budaya sekolah serta norma – norma yang ada di sekolah tersebut. Dengan mengikuti kegiatan ini, maka siswa lebih cepat mengenal lingkungan sekolah barunya. Para peserta MOS juga dapat mengenal berbagai ekstrakurikuler yang ada di sekolahnya melalui acara Maperdagala. Mereka juga dapat menunjukkan bakat dan kreativitas mereka dalam puncak acara yaitu pentas seni. Jadi, apabila dilaksanakan dengan benar maka MOS bukanlah sarana perpeloncoan melainkan ajang perkenalan siswa. (MP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H