Mohon tunggu...
Andana's
Andana's Mohon Tunggu... -

Keluarga yang berusaha belajar untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Poso Hidup

9 September 2016   10:13 Diperbarui: 9 September 2016   22:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pagi ini Poso agak berbeda. Biasanya hanya satu atau dua orang saja yang melaksanakan aktivitas pagi setelah menyelesaikan ibadah shalat subuh. Saya rasa pagi ini lebih hidup, seperti sebuah pertunjukan panggung yang akan dimulai. Orang-orang, Muda dan yang berusia, dari berbagai sudut kota, bersamaan bergerak menuju pusat kota Poso. Kegiatan temu kangen orang Poso yang sedang berlangsung ternyata menjadi obat yang membuat masyarakat Poso bergairah untuk berekspresi menunjukan jati dirinya. Setelah sebelumnya ada beberapa momen dan acara yang mengajak masyarakat berpartisipasi sejak acara 17 Agustus, kali ini rasanya agak sedikit lebih semarak.

Para penjabat muspida, aparat keamanan Polri dan TNI yang dihadiri oleh Komandan Korem Tadulako, tampak hadir dan menjadi bagian dari kegiatan yang berlangsung. Kegiatan pertama dalam rangka memeriahkan hari olah raga nasional ini diisi dengan kegiatan senam pagi bersama. Pemandu acara cukup enerjik mengajak para pengunjung yang sudah berkumpul di lapangan Sintuwu Maroso. Semangat pengunjung acara terasa dari pakaian yang dikenakan para kelompok pengunjung yang sangat berwarna warni dan unik-unik.

Tampaknya mereka merupakan bagian kelompok dari angkatan suatu sekolah-sekolah yang ada di Poso. Sekilas saya baca tulisan yang tertera di baju olah raga yang dikenakan ada yang berasal dari SMA SATU ada juga dari SD tertentu. Beberapayang sempat menarik perhatian saya dari tulisan yang ada di kaos tersebut "Saya bukan arogan tapi saya ingin tampil beda". Ada juga tulisan "POSO HOT" dengan simbol sigubuk merah dengan warna baju merah menyala, dan banyak lagi warna warni dan pernak pernik yang lain.

Kegiatan yang lain selain olah raga bersama, ada juga kegiatan pemeriksaan gula darah bagi para pengunjung....GRATIS (te ba bayar), diusia saya yang menjelang kepala empat pemeriksaan seperti itu menjadi sangat menarik, maklum memasuki masa puber kedua katanya banyak sekali penyakit yang biasanya mulai terasa. Untung saja saya sudah membiasakan hidup sehat beberapa tahun kebelakang (silahkan baca foodcombining). Secara rutin melaksanakan olah raga secara teratur bukan untuk mencari sensasi, namun menjadi gaya hidup sehat yang harus mulai dipikirkan dan dilakukan oleh generasi-generasi muda saat ini. 

Di Poso saya temukan satu komunitas yang mengajak masyarakatnya untuk mau berolah raga dan mengatur pola hidup sehat (silahkan di searching Poso Street Workout). Kegiatan positif seperti ini perlu dikembangkan dan didorong agar masyarakat memiliki aktivitas positif untuk mengekspresikan minat yang dimilikinya. Mengingat potensi yang dimiliki kota Poso ini sebenarnya sangat banyak.

Sebelum saya pulang untuk melanjutkan aktivitas rutin saya, kegiatan dilapangan Sintuwu Maroso sedang berlangsung penanaman pohon eboni (mudah mudahan ngak keliru nama pohonnya) yang di lakukan oleh para pejabat yang hadir dalam kegiatan. Penanaman pohon ini sepertinya hal yang kecil, namun setiap kita menanam satu pohon itu berarti kita memberikan peluang kepada empat mahluk tuhan untuk dapat merasakan oksigen yang dihasilkannya. Dari hal kecil untuk yang besar, mudah mudahan kita mampu berpikir hal-hal yang kecil untuk mencapai hasil-hasil yang besar. 

Kegiatan hari ini sebetulnya suatu rangkaian penuh, karena siangnya akan ada kegiatan "Padungku" dimana setiap komponen masyarakat akan berpartisipasi untuk berbagi "kebahagiaan". Ada juga rencana pemecahan rekor muri dalam rangka padungku ini, dimana akan ada memasak lemang terbanyak di Poso. Terakhir nanti malam akan ada hiburan untuk masyarak berupa acara panggung hiburan dengan mengundang artis ibu kota salah satunya penyanyi Yuni Shara.

Keresahan saya muncul karena membayangkan sisa dari kegiatan yang sudah dilaksanakan. Biasanya budaya kita mudah untuk mengadakan, namun sulit dalam memelihara. Hal ini berlaku dalam berbagai sendi kehidupan yang ada di masyarakat. Yang tersisa dari kebahagian yang telah berlangsung adalah sampah yang berserakan dimana-mana.

Ini bukan hanya tanggung jawab aparat pemerintahan, namun menjadi tanggung jawab semua individu yang ada di Poso. Pemerintah berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarananya, dan masyarakat berkewajiban untuk memelihara, merawat dan memanfaatkannya dengan baik. Sehingga apa yang sudah di sediakan/diadakan oleh pemerintah dapat  bermanfaat maksimal dan memiliki usia yang cukup panjang. Siapa yang diuntungkan? kita bersama akan merasakan keuntungannya jika sistem ini berjalan.

Semoga Poso tetap aman dan damai, dan bisa berkembang untuk masa depan Indonesia.

Hidup Poso, Poso Hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun