Pendidikan merupakan hal terpenting dalam suatu pondasi sebuah Negara dan berguna bagi pembentukan karakter suatu bangsa. Disadari akan pentingnya dan dibutuhkan, pendidikan menjelma menjadi barang mahal. KARL MARX pernah menyatakan bahwa gerakan sejarah sistem pendidikan dunia ditentukan oleh Kapital (ekonomi), teorinya disebut Determinisme Ekonomi. Saya sepakat dengan Marx tampaknya benar saja, terkhusus di Indonesia, regulasi kebijakan pendidikan menjelma romantisne antara dunia pendidikan dengan kepentingan kapital. Sehingga banyak anak yang putus sekolah karena biaya pendidikan yang mahal dan pendidikan yang tidak merata.Â
Ideologi pendidikan yang digagas Marx adalah bentuk gugatan atas merasuknya budaya kapitalisme dan pragmatisme dalam tubuh pendidikan. Menurutnya pendidikan harus berbasis ideologi yang bertujuan membangun karakter manusia yang tercerahkan, dimana kondisi mental yang dibutuhkan untuk membangun suatu masyarakat yang berkarakter progresif, egaliter, demokratis, berkeadilan dan berpihak terhadap kaum tertindas.Â
Pendidikan Indonesia harus beri ekspresi yang lebih fundamental bukan hanya sekedar bercita-cita mencerdaskan anak bangsa. sesungguhnya Republik ini telah berjanji lewat kemerdekaanya dalam sebuah narasi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pada setiap anak bangsa dijanjikan sebuah Perlindungan, Kesejahteraan, dan Pencerdasaan. Namun bagaimana sebuah janji republik ini bisa diwujudkan, jika anak putus sekolah dasar saja masih menjadi sebuah masalah besar, menurut data dari UNICEF di Tahun 2011 menunjukan 2,5 juta anak putus sekolah. sedangkan untuk dijenjang Sekolah Menengah Atas atau SMA menunjukan angka putus sekolah terbesar kedua di Dunia setelah China.Â
Sehingga jelas ini merupakan masalah besar dalam sebuah negeri ini. kalau diliat kembali ada banyak soal terkait anak putus sekolah dan salah satunya adalah faktor ekonomi dan biaya pendidikan. belum lagi ketika ingin melanjutkan pendidikan kejenjang perkulihan. semakin canggih dan lengkap fasilitas kampus, maka biayapun akan semakin besar. sehingga jelas akam menciptakan suatu kesenjangan, bahwa yang beruntung secara ekonomilah yang dapat menikmati pendidikan yang layak, begitu juga sebaliknya.Â
Sudah semestinya pendidikan bukan dijadikan sebagai lahan mencari keuntungan. Melainkan sebagai bentuk membebaskan manusia dari belenggu kebodohan dan menciptakan manusia dengan essensi yang sejati. Bagi Marx tujuan terpenting pendidikan adalah menciptakan kesadaran kritis, bukan hanya sekedar pengetahuan dan keterampilam teknis yang mendukung proyek kapitalisme. Idealnya pendidikan yang tercipta harus merupakan pendidikan kritis dan pendidkan revolusioner yang pada hakikatnya mampu mencetak manusia yang benar-benar memperjuangkan dan berguna bagi kaum miskin dan tertindas. bukan mencetak manusia pragmatis yang mengedepankan kepentingan pribadi untuk mengangkat status sosialnya dan mengeksploitasikan dirinya untuk kepentingan kapitalisme.Â
Kesadaran kritis dan revolusioner yang harus kita miliki adalah pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata tapi adalah tanggung jawab kita bersama. karena pada dasarnya janji kemerdekaan telah dilunasi pada sebagian rakyat, sebagian rakyat telah tesejahterakan, dan tercerdaskan. sehingga padamu yang telah terlunasi janji kemerdekaan, maka tanggung jawab marol telah melekat indah dijiwamu, untuk saling berbagi. Ambil peran masing2 untuk saling berbagi pengetahuan dan saling mencerdaskan.Â
Refrensi :Â
http://www.unicef.org/indonesia/id/UNICEF_Annual_Report_%28Ind%29_130731.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H