Pendidikan Karakter adalah suatu usaha orang tua untuk mendidik anak guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungannya. Menanamkan pendidikan karakter pada anak tidak hanya semata-mata bisa dilakukan oleh orang tua saja, namun juga bisa dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik. Menanamkan pendidikan karakter kepada anak yaitu dengan mengenalkan nilai-nilai islam seperti mengajarkan sikap bertanggung jawab, tangguh, jujur, dan saling menghormati.
Pembentukan karakter pada anak dimulai sejak anak usia 7 tahun karena dalam rentan usia ini anak sudah mengalami banyak perkembangan baik itu dari perkembangan fisik, emosi, sosial, kognitif dan bahasa. Banyaknya aspek perkembangan yang terjadi pada usia anak 7 tahun, menciptakan kemampuan bagi anak untuk mulai bisa menerima pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh orang tua maupun peserta didik yaitu salah satunya berupa pendidikan karakter ini.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun peserta didik dalam membentuk karakter anak yaitu salah satunya mengajarkan sholat kepada anak dari usianya yang masih 7 tahun. Anak yang sedari kecil sudah diajarkan untuk sholat maka didalam dirinya akan timbul kebiasaan dan kemauan untuk  mengerjakan sholat terus-menerus sampai ia dewasa. Begitu juga ketika orang tua atau pendidik yang mengajarkan kepada anak nya untuk selalu bersikap jujur mulai dari  menjelaskan manfaat jujur dan hukuman bagi siapa saja yang berbohong, maka dari pengajaran tersebut akan memberikan pengaruh kepada anak yaitu anak akan merasa takut untuk berbohong dan terbentuk didalam dirinya untuk bersikap jujur dari usia kecil sampai ia dewasa. Selain itu,  orang tua juga bisa membiasakan anaknya untuk belajar meminta maaf ketika  melakukan kesalahan baik itu kepada orang tua maupun ke teman sebayanya agar anak memiliki rasa tanggung jawab.Â
Selain lingkungan keluarga, hal yang juga mempengaruhi pembentukan karakter pada anak yaitu lingkungan sosial. Dengan siapa anak bergaul tentunya hal ini sangat perlu diperhatikan, lingkungan memiliki pengaruh yang besar sebagai pembentuk karakter. Ketika anak berteman dengan orang-orang yang taat beribadah , ia pun pasti akan ikut taat beribadah, juga ketika seorang anak berteman dengan orang yang suka mencuri, anak tersebut juga pasti akan ikut mencuri. Karena pada dasarnya dalam sebuah pertemanan akan selalu ada istilah "ajakan" dari satu sama lain untuk melakukan suatu hal entah itu baik ataupun buruk sesuai dengan lingkungan pertemanannya yang positif ataupun negatif. Dari beberapa pandangan menyebutkan bahwa "Bagaimana teman kita menunjukkan bagaimana diri kita". Karena itu,  sebagai orang tua sangat penting dalam memilih lingkungan pertemanan yang baik untuk anak. Lingkungan yang positif akan memberikan pengaruh yang positif dan  lingkungan yang negatif akan memberikan pengaruh yang negatif juga.
Tidak sedikit  anak yang perilakunya berubah karena lingkungan. Banyak yang semulanya taat beribadah jadi jarang beribadah karena salah dalam memilih lingkungan pertemanan,  namun dalam hal ini kita jadi tau kekuatan iman seseorang. Seseorang yang kuat imannya tidak akan mudah terpengaruh.
Di era teknologi yang semakin canggih, banyak memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat luas. Terciptanya berbagai macam merek smartphone dengan beberapa layanan-nya yang luas serta berbagai aplikasi baru yang bisa digunakan bagi pengguna smartphone tentunya memberikan dampak positif dan tidak lepas dari dampak negatif.  Dampak positifnya , masyarakat bisa berkomunikasi jarak jauh lewat smartphone selain itu juga bisa mengakses banyak informasi dan pengetahuan dari berbagai website  yang tersedia. Sedangkan dampak negatif dari semakin canggihnya teknologi yaitu berpengaruh buruk terhadap karakter anak. Jika dilihat dari faktanya, anak zaman sekarang lebih suka main gadget daripada bersosialisasi diluar rumah bersama teman. Smartphone tersedia dengan berbagai macam aplikasi yang bisa dengan mudah anak download dan gunakan seperti aplikasi tiktok, ig, snack video, fb, ome.TV, dan masih banyak lagi yang tentunya dari beberapa aplikasi tersebut akan berdampak negatif jika salah dalam penggunaannya. Tidak sedikit anak yang kecanduan memainkan smartphone sampai lupa waktu yang menyebabkan mereka dengan sengaja meninggalkan ibadah, tidak mau bermasyarakat, pergaulan bebas, dan susah diatur.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua maupun pendidik dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak mulai dari usia 7 tahun sampai ia dewasa, dengan mengenalkan serta mengajarkan nila-nilai islam, memilih lingkungan pertemanan yang baik untuk anak, Â menjauhkan anak dari berbagai macam teknologi terkecuali ada kepentingan tanpa lepas dari pengawasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H