Mohon tunggu...
Mega Intan Rahmanika
Mega Intan Rahmanika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manik-Manik Menawan Menghasilkan Cuan

23 September 2024   12:04 Diperbarui: 23 September 2024   12:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang, 13 September 2024 -- Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa, banyak yang mencari kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang. Salah satu hobi yang sedang digemari dan ramai diperbincangkan adalah meronce manik-manik. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, akan tetapi juga melatih kesabaran dan ketelitian seseorang. Bagi sejumlah mahasiswa, dengan meronce manik-manik menjadi gelang, kalung, cincin, dan lain sebagainya menjadi cara efektif untuk meredakan stres di tengah padatnya aktivitas akademik. Hobi ini memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi sekaligus beristirahat sejenak dari kegiatan akademik yang melelahkan.

Salah satu mahasiswa, Meike, yang menempuh studi di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM), berbagi pengalamannya dalam menekuni hobi meronce manik-manik. Meike mengungkapkan bahwa meronce adalah aktivitas yang sangat menenangkan, terutama setelah menjalani hari yang panjang di kampus. Hobi ini tidak hanya membantunya untuk beristirahat, tetapi juga menjadi cara untuk menyalurkan kreativitasnya di luar kegiatan akademik.

Meike mulai tertarik pada hobi meronce manik-manik setelah melihat sebuah tutorial di salah satu platform media sosial tentang cara membuat aksesori dari manik-manik. Awalnya, ia hanya berniat membuat aksesori untuk digunakan sendiri, sebagai pelengkap gaya pribadi. Namun, seiring waktu, beberapa teman kuliahnya mulai memperhatikan dan tertarik dengan hasil kreasinya. Dukungan dari teman-temannya inilah yang kemudian mendorong Meike untuk berpikir lebih serius dalam menekuni hobi ini dan mulai menjual hasil roncennya. "Awalnya sih iseng aja beli manik-manik buat koleksi pribadi, tapi ternyata banyak yang suka dan banyak yang mau beli," ujarnya.

Kegiatan meronce manik-manik tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mendatangkan peluang ekonomi bagi mahasiswa. Dengan biaya produksi yang relatif murah dan desain yang bisa disesuaikan dengan keinginan pelanggan, Meike berhasil menjual beberapa karyanya pada teman-teman kampus. Menurutnya, kegiatan ini menjadi salah satu cara produktif untuk mengisi waktu senggang di tengah kesibukan kuliah.

Selain itu, Meike juga mengakui bahwa meronce manik-manik membantunya meningkatkan kreativitas dan ketelitian. Setiap desain yang dibuat memerlukan perencanaan yang matang, sehingga tidak hanya sekadar menggabungkan manik-manik. "Prosesnya seru, tapi kadang juga bikin kesel. Bayangin aja, sudah hampir selesai, malah jatuh semua manik-maniknya," ungkapnya.

Kini, dengan semakin banyaknya mahasiswa yang tertarik pada dunia kerajinan tangan, hobi meronce manik-manik telah berkembang menjadi aktivitas yang kian populer di kalangan anak muda. Bagi mereka, meronce tidak lagi hanya sekadar menjadi sarana untuk mengisi waktu luang, melainkan juga sebuah medium yang memungkinkan pengekspresian kreativitas secara unik dan personal. Lebih dari itu, hobi ini memberikan peluang bagi para mahasiswa untuk menghasilkan pendapatan tambahan, sehingga mereka bisa tetap produktif di tengah padatnya rutinitas akademik. Popularitas meronce ini juga mencerminkan bagaimana seni kerajinan tangan dapat beradaptasi dengan kebutuhan generasi muda yang mencari keseimbangan antara kreativitas dan tuntutan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun