Mohon tunggu...
Mega Haloho
Mega Haloho Mohon Tunggu... Ilmuwan - i' am a..

bio?

Selanjutnya

Tutup

Nature

Limbah Kubis yang bermanfaat

16 Maret 2019   02:45 Diperbarui: 17 Maret 2019   18:05 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir sebagian petani di Indonesia, masih menggunakan pupuk kimia dalam mengendalikan hama maupun penyakit yang menyerang tanamannya. Bukan hanya itu, dalam pemupukan juga masih banyak yang menggunakan pupuk kimia. Akan tetapi, penggunaan pupuk kimia dapat berdampak negatif bagi predator hama dan lingkungan. Dalam penggunaan pupuk kimia secara berkala, juga dapat membunuh mikroorganisme daur biogeokimia tanah sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pada ketersediaan unsur hara.

Untuk mencegah hal tersebut, dalam penggunaan pupuk terlebih baik jika menggunakan pupuk organik atau pupuk kompos. Pupuk kompos adalah pupuk yang terbuat dari pembusukan sisa-sisa bahan organik dari tanaman maupun hewan. Pupuk kompos dapat memperbaiki struktur tanah dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Selain itu, pupuk kompos dapat meningkatkan aktivitas biologi tanah sehingga mikroorganisme dalam tanah juga membuat tanah lembab dan sejuk. Tanah yang ketersediaan unsur hara dan aktivitas biologinya tinggi dapat mengoptimalkan petumbuhan tanaman.

Dalam pembuatan pupuk kompos, dapat menggunakan bahan organik dari hewan maupun tanaman. Pupuk kompos yang terbuat hewan biasanya kandungan pupuk tersebut berisi kotoran-kotoran ternak, sedangkan pupuk kompos yang terbuat dari tanaman dapat menggunakan sisa-sisa limbah dari sayuran yang banyak dijumpai pada pasar-pasar. Pembuatan pupuk kompos ini dengan memanfaatkan limbah yaitu dari tanaman kubis atau kol. Pada lahan, biasanya para petani membuang dan tidak memanfaatkan sisa-sisa dari tanaman tersebut, padahal jika dimanfaatkan sebagai pupuk kompos akan mengurangi biaya petani dalam pembelian pupuk.

Pemanfaatan limbah kubis tersebut dapat dijadikan pupuk dengan menggunakan proses anaerob EM4 (Effective Microorganism 4)  yang bertujuan mempercepat proses pembuatan pupuk kompos. Jika dalam penggunaan pupuk, tanpa menggunakan EM4 maka memerlukan waktu lebih banyak untuk pembuatan kompos. Menurut Djuarnani dkk (2005), bioaktivator dalam EM4 antara lain Saccharomyces sp, Lactobacillus sp, Actinomycetes, serta cendawan pengurai selulosa. Dimana diketahui tanaman kubis merupakan tanaman yang banyak mengandung gizi, sehingga dapat mencukupi kebutuhan hara pada tanaman tanpa mencemari tanah. Limbah dari sayur kubis dimasukkan dalam tong yang diberikan EM4, kemudian tutup rapat tong sampai tidak ada udara yang masuk.  

Guna menekan dampak negatif dari efek pupuk kimia, penggunaan pupuk kompos harus ditingkatkan. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan pupuk kompos yang dibuat sendiripun akan lebih menekan pengeluaran sehingga jumlah profit pada petani akan meningkat. Daripada limbah-limbah kubis tersebut dikeringkan lalu dibakar akan menyebabkan polusi udara, jadi lebih baik dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun