Mohon tunggu...
Mega Dwicahyani
Mega Dwicahyani Mohon Tunggu... Atlet - mahasiswa

saya senang berolahraga dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Resiko dalam Investasi

26 Desember 2023   11:03 Diperbarui: 26 Desember 2023   11:13 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Penelitian Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi dkk menjelaskan risiko merupakan kemungkinan perbedaan pengembalian (return) yang akan diterima nantinya dengan pengembalian (return) yang diharapkan oleh investor. Risiko dibagi menjadi 2 jenis yaitu; 1. Risiko Umum (General Risk): risiko umum atau disebut juga sebagai risiko pasar, mencakup perubahan yang bersifat sistemik dan memengaruhi pasar secara keseluruhan. Faktor-faktor ini dapat mencakup gejolak ekonomi, kebijakan pemerintah, fluktuasi suku bunga, atau perubahan umum dalam iklim investasi. Contohnya, ketika ada krisis ekonomi global, hampir semua investasi bisa terkena dampak negatif, 2. Risiko spesifik (risiko perusahaan): Risiko spesifik atau risiko perusahaan bersifat lebih spesifik dan terkait dengan faktor-faktor internal suatu perusahaan. Ini mencakup aspek-aspek seperti manajemen, kebijakan internal, kondisi industri, persaingan, dan perubahan dalam struktur perusahaan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menghadapi masalah manajemen atau mengalami kegagalan produk, itu bisa menjadi risiko spesifik bagi perusahaan tersebut. (Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, dkk 2017). Adapun dalam penelitian Nafis Irkhami analisis investasi dalam pertimbangan risiko dan return menggunakan 2 analisis yaitu, 1. Analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan untuk tujuan meninjau nilai intrinsik (nilai seharusnya) dengan harga saham di pasar, dengan kata lain harga saham tersebut dipengaruhi dari kinerja perusahaan, 2. Analisis teknikal adalah dimulai dengan melihat perubahan harga saham seiring berjanannya waktu karena harga saham akan ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan yang ada (Nafis Irkhami, 2010). Dalam berinvestasi perlu memperhatikan hal yang jelas termasuk keuntungan, risiko, dan manfaat yang didapat dalam investasi (Sitti Mar'atur Rosyidah & Wiwik Lestari, 2013).

            Tujuan seseorang melakukan investasi dengan harapan maksimalisasi pengembalian dan memperhatikan risiko yang akan terjadi dalam berinvestasi yang mungkin terjadi sehingga profil risiko merupakan langkah awal dalam pengambilan keputusan investasi. Adapun jenis profil risiko ada 5 yaitu: 1. Defensive (low tolerance), 2. Conservative (below average), 3.  Balanced (moderate), 4. Moderately aggressive (above average), 5. Aggressive (Herwono Indra Saputra & Njo Anastasia, 2013). Untuk minimalisasi risiko dalam sebuah investasi perlu adanya tindakan membentuk portofolio oleh investor dengan memilah aset sehingga risiko tersebut dapat terhindarkan melaui upaya terebut, caranya dengan mulai melakukan verifikasi yaitu memasukkan semua kelas aset kedalam tempat seharusnya (Ainun Mardhiyah, 2017).

            Persepsi risiko investasi merupakan faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam berinvestasi karena jika seseorang sudah mengetahui risiko yang akan terjadi maka calon investor akan tahu cara mengantisipasinya (Ketut Riandita Anjar Saraswati & Made Gede Wirakusuma, 2018). Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko ada 4 yaitu; 1. Risiko Suku Bunga merujuk pada kemungkinan perubahan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi nilai investasi atau kewajiban keuangan, dampak: Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi biaya pinjaman, nilai investasi obligasi, dan keuntungan bersih perusahaan, 2. Risiko Pasar melibatkan fluktuasi nilai aset atau portofolio investasi akibat perubahan kondisi pasar seperti perubahan harga saham, nilai tukar mata uang, atau harga komoditas, dampak: investasi pasar terkena dampak perubahan pasar, yang dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian, 3. Risiko Inflasi timbul ketika tingkat inflasi lebih tinggi dari yang diantisipasi, menyebabkan daya beli uang menurun, dampak: Inflasi dapat mengurangi nilai riil dari uang, mengurangi keuntungan investasi, dan mempengaruhi harga barang dan jasa, 4. Risiko Bisnis: risiko bisnis berkaitan dengan kemungkinan kerugian akibat perubahan dalam lingkungan bisnis, seperti perubahan dalam permintaan pasar, persaingan, atau perubahan regulasi, dampak: risiko bisnis dapat mempengaruhi pendapatan, laba bersih, dan nilai perusahaan. Ini termasuk risiko operasional, risiko reputasi, dan risiko manajemen. (Diana Tambunan, 2020).

            Dalam berinvestasi perlu memperhatikan terkait risiko-risiko yang akan terjadi kedepannya karena selain mengharapkan return perlu mempertimbangkan risiko dalam investasi.

            Pada penelitian Nurul Huda & Risman Hambali bahwa para pakar investor berpendapat berinvestasi pada cryptocurrency sangat berisiko tinggi ini dikarenakan harga cryptocurrency merupakan hanya  gelembung antusiasme sesaat dan hanya dipengaruhi momen-momen tertentu menarik investor. Seorang investor terkenal Warren Buffet mengatakan jika tidak memahami cryptocurrency dengan baik maka jangan berinvestasi disana. Investasi pada cryptocurrency atau mata uang digital sangat berisiko mengingat regulasi belum diatur dengan jelas di Indonesia (Nurul Huda & Risman Hambali, 2020).

Penelitian Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi dkk menjelaskan risiko merupakan kemungkinan perbedaan pengembalian (return) yang akan diterima nantinya dengan pengembalian (return) yang diharapkan oleh investor. Risiko dibagi menjadi 2 jenis yaitu; 1. Risiko Umum (General Risk): risiko umum atau disebut juga sebagai risiko pasar, mencakup perubahan yang bersifat sistemik dan memengaruhi pasar secara keseluruhan. Faktor-faktor ini dapat mencakup gejolak ekonomi, kebijakan pemerintah, fluktuasi suku bunga, atau perubahan umum dalam iklim investasi. Contohnya, ketika ada krisis ekonomi global, hampir semua investasi bisa terkena dampak negatif, 2. Risiko spesifik (risiko perusahaan): Risiko spesifik atau risiko perusahaan bersifat lebih spesifik dan terkait dengan faktor-faktor internal suatu perusahaan. Ini mencakup aspek-aspek seperti manajemen, kebijakan internal, kondisi industri, persaingan, dan perubahan dalam struktur perusahaan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menghadapi masalah manajemen atau mengalami kegagalan produk, itu bisa menjadi risiko spesifik bagi perusahaan tersebut. (Ni Nyoman Sri Rahayu Trisna Dewi, dkk 2017). Adapun dalam penelitian Nafis Irkhami analisis investasi dalam pertimbangan risiko dan return menggunakan 2 analisis yaitu, 1. Analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan untuk tujuan meninjau nilai intrinsik (nilai seharusnya) dengan harga saham di pasar, dengan kata lain harga saham tersebut dipengaruhi dari kinerja perusahaan, 2. Analisis teknikal adalah dimulai dengan melihat perubahan harga saham seiring berjanannya waktu karena harga saham akan ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan yang ada (Nafis Irkhami, 2010). Dalam berinvestasi perlu memperhatikan hal yang jelas termasuk keuntungan, risiko, dan manfaat yang didapat dalam investasi (Sitti Mar'atur Rosyidah & Wiwik Lestari, 2013).

            Tujuan seseorang melakukan investasi dengan harapan maksimalisasi pengembalian dan memperhatikan risiko yang akan terjadi dalam berinvestasi yang mungkin terjadi sehingga profil risiko merupakan langkah awal dalam pengambilan keputusan investasi. Adapun jenis profil risiko ada 5 yaitu: 1. Defensive (low tolerance), 2. Conservative (below average), 3.  Balanced (moderate), 4. Moderately aggressive (above average), 5. Aggressive (Herwono Indra Saputra & Njo Anastasia, 2013). Untuk minimalisasi risiko dalam sebuah investasi perlu adanya tindakan membentuk portofolio oleh investor dengan memilah aset sehingga risiko tersebut dapat terhindarkan melaui upaya terebut, caranya dengan mulai melakukan verifikasi yaitu memasukkan semua kelas aset kedalam tempat seharusnya (Ainun Mardhiyah, 2017).

            Persepsi risiko investasi merupakan faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam berinvestasi karena jika seseorang sudah mengetahui risiko yang akan terjadi maka calon investor akan tahu cara mengantisipasinya (Ketut Riandita Anjar Saraswati & Made Gede Wirakusuma, 2018). Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko ada 4 yaitu; 1. Risiko Suku Bunga merujuk pada kemungkinan perubahan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi nilai investasi atau kewajiban keuangan, dampak: Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi biaya pinjaman, nilai investasi obligasi, dan keuntungan bersih perusahaan, 2. Risiko Pasar melibatkan fluktuasi nilai aset atau portofolio investasi akibat perubahan kondisi pasar seperti perubahan harga saham, nilai tukar mata uang, atau harga komoditas, dampak: investasi pasar terkena dampak perubahan pasar, yang dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian, 3. Risiko Inflasi timbul ketika tingkat inflasi lebih tinggi dari yang diantisipasi, menyebabkan daya beli uang menurun, dampak: Inflasi dapat mengurangi nilai riil dari uang, mengurangi keuntungan investasi, dan mempengaruhi harga barang dan jasa, 4. Risiko Bisnis: risiko bisnis berkaitan dengan kemungkinan kerugian akibat perubahan dalam lingkungan bisnis, seperti perubahan dalam permintaan pasar, persaingan, atau perubahan regulasi, dampak: risiko bisnis dapat mempengaruhi pendapatan, laba bersih, dan nilai perusahaan. Ini termasuk risiko operasional, risiko reputasi, dan risiko manajemen. (Diana Tambunan, 2020).

            Dalam berinvestasi perlu memperhatikan terkait risiko-risiko yang akan terjadi kedepannya karena selain mengharapkan return perlu mempertimbangkan risiko dalam investasi.

            Pada penelitian Nurul Huda & Risman Hambali bahwa para pakar investor berpendapat berinvestasi pada cryptocurrency sangat berisiko tinggi ini dikarenakan harga cryptocurrency merupakan hanya  gelembung antusiasme sesaat dan hanya dipengaruhi momen-momen tertentu menarik investor. Seorang investor terkenal Warren Buffet mengatakan jika tidak memahami cryptocurrency dengan baik maka jangan berinvestasi disana. Investasi pada cryptocurrency atau mata uang digital sangat berisiko mengingat regulasi belum diatur dengan jelas di Indonesia (Nurul Huda & Risman Hambali, 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun