Mohon tunggu...
Mega Vristian
Mega Vristian Mohon Tunggu... -

Mega Vristian chozin, lahir di Kalijati, Subang, Jabar. Sangat menyukai bidang tulis menulis. Karya-karyanya dimuat dalam beberapa buku antara lain: Antologi Puisi-Cerpen-Esai Sastra Pembebasan (2004), Dian Sastro For President - On/Off Book (2005), Antologi Puisi Untuk Munir (Nubuat Labirin Luka) – Sayap Baru & Aceh Working Group (2005), Kumpulan Cerpen Nyanyian Imigran – Dragon Family Publisher (2006), buku kumpulan cerpen "Selasar Kenangan" - AKOER (2006), Antologi puisi " Ijinkan Aku Tuhan" penerbit Dragon family Publisher (2008),Kumpulan puisi “ Lima Kelopak Mata Bauhinia” (2008),Antologi puisi Luka Tanah Priok, penerbit Dragon Family Publisher (2010). dan Buku berjudul, Yam Cha penerbit Teater Angin Hong Kong ( 2010) Mendapat Puisi Award (2009) dari tabloid Apakabar – Hong Kong. Mantan anggota FLP, IMWU dan Komunitas perantau Nusantara - Hong Kong. Sekarang aktip di Teater Angin, Hong Kong.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menuju Tangga Pertama Ramadhan

14 Agustus 2010   11:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sholat magrib, saya bergegas menuju shelter Koalisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong ( KOTKIHO). Tentu saja, setelah minta ijin terlebih dahulu ke bos. Meski jauh hari sebelumnya, saya sudah pamit, jika di rumah tidak repot, saya minta diijnkan untuk mengikuti tarawih. Kebetulan setiap musim panas, majikan jarang makan di rumah. Mereka lebih suka makan di luar, yang katanya sambil ngirit AC rumah . Saya memilih ikut tarawih di Shelter KOTKIHO. kebetulan, letak shelter tidak jauh dari tempat kerja saya. Sampai di shelter, teryata mereka bersiap ikut tarawih di mushola Al- Falah, Konsulat Jenderal Republik Indonesia(KJRI), atas undangan Dompet Dhuafa (DD) cabang Hong Kong. Dalam arti ongkos perjalanan dari shelteri Yau Ma Tei ke Causway Bay, tempat KJRI berada di tanggung DD. Lima belas orang kami berangkat bersama ke Causway Bay, dengan naik mini bis atau bahasa cantonesenya Shiu Pa. Mulanya bermaksud naik bis tapi setelah ditunggu kurang lebih 30 menit bis belum juga datang. Sebenarnya bisa saja kami naik Mass Transit Railway(MTR) atau kereta api cepat, tapi kami milih menghemat ongkos dengan perhitungan, Mtr HK$ 10.50 sen, bis HK$ 9.30 sen. sedang mini bis atau Shiu Pa HK$ 10. Kebiasaan anggota shelter memang berusaha irit, maklumlah mereka BMI, berkasus yang tidak mempunyai penghasilan lagi. Kami menduga akan telat mengikuti sholat Isya, dikarenakan menunggu bis yang lumayan lama tadi, apalagi naik mini bis pun sempat mengalami kemacetan lalu lintas, sedihnya lagi karena tak ada yang ingat nama jalan tempat gedung KJRI, supir mini bis menyuruh kami turun beberapa blok dari letak KJRI. Kami pun berlarian untuk bisa mengikuti sholat isya berjamaah, alhamdulilah tiba di mushola, sholat belum dimulai. Sementara anggota shelter berwudhu, saya membantu mengambilkan mukenah dan sajadah di almari mushola. Sebab beberapa anggota shelter, tidak kebagian mukenah. Persediaan mukenah shelter tidak mencukupi anggotanya. Sebelum sholat Isya dimulai saya sempat melihat peserta tarawih, banyak sekali. Mushola sampai penuh.Peserta tarawih yaitu, staf KJRI beserta keluarganya, BMI, beberapa ustadz yang didatangkan dari Indonesia oleh KJri dan DD, juga masyarakat Muslim Indonesia di Hong Kong. Sesuai sholat Isya, tiba-tiba Mimin Karmini (29) asal Ciamis, Jawa barat, Buruh Migran Indonesia(BMI) korban penganiayaan, memeluk erat saya sambil menangis. " Saya teringat suami dan anak-anak saya. kasian mereka, puasa tanpa saya," keluhnya diantara isak tangisnya. Kawan-kawan anggota shelter yang melihat Mimin menangis, mereka pun tampak ikut sedih. " Saya kira, saya bisa puasa dengan keluarga di rumah. Tapi, rencana pulang tiba-tiba batal," Kata Marsiti ( 30), asal Cilacap, Jawa tengah. Marsiti, BMI dengan kasus tidak digaji kurang lebih 4 th oleh majikannya.Tuntutan atas kasusnya, majikan harus membayar kepadanya uang sebesar HK $ 94.000 atau seratus  juta lebih. Tapi majikan hanya mau membayar HK$ 65.000. Sialnya setelah waktu perjanjian pembayaran tiba, sang majikan malah tidak datang di pengadilan. Beberapa hari kemudian, majikan malah mengirim surat ke Marsiti, jika dia bangkrut. Terpaksa Marsiti harus menunggu proses penyelesaian kasusnya lagi, padahal dia sudah berada di Shelter, kurang lebih 4 bulan. Tentu tak semua BMI di Hong Kong nasibnya malang. Nuraini ( 34) BMI asal Ponorogo, yang bekerja hampir 2 tahun di majikannya. Menceritakan ke saya, jika dia beruntung sekali mendapat majikan yang baik. Majikan mengijinkan sholat lima waktu juga mengijinkan tarawih. Bahkan untuk sahur, Nuraini diijinkan memasak. Menjelang acara tarawih, ustadz Abdul Gofur dari DD dan juga ketua Mushola Al-Falah, menyampaikan progran ramadhan KJRI yaitu antara lain, pesantren anak-anak yang diadakan setiap hari sabtu, tebar ustadz menjadi Imam tarawih ke shelter-shelter BMI ( Sayangnya saya tidak bisa mengingat semua nama-nama ustadz yang diundang oleh KJRI dan DD, yang hanya saya ingat ustadz Qodrat dan Muhamad Ismail), kemudian juga buka puasa bersama. Sholat tarawih dilaksanakan 11 rakaat, dengan bacaan surat pendek-pendek. Mungkin dikarenakan peserta tarawih kebanyakan BMI, yang jelas dibatasi waktunya oleh majikan. Sedangkan ceramah di malam perdana tarawih ini, tentang hikmah bulan ramadhan. " Bunda, bangun sahur" sms yang dikirim salah satu anggota shelter, menghentak keharuan saya.Saya nikmati nasi putih dan dadar telor dingin, dengan rasa syukur. Mungkin banyak BMI, lain malah tidak bisa menikmati makan sahur karena bekerja pada majikan yang tidak baik. ( catatan Mega Vristian,bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun