Siapa yang tak tahu jurnalisme warga saat ini? Istilah tersebut menjadi tren belakangan ini untuk mendeskripsikan orang-orang yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik, namun mampu dan ingin membagikan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya melalui tulisan, video, atau foto sebagai bukti.Â
Citizen journalism atau jurnalisme warga sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun pada awal kemunculan jurnalisme warga, pembaca tidak dapat melakukan interaksi secara langsung sehingga khalayak menjadi kurang tertarik.Â
Kemudian semakin berkembangnya zaman dan diiiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, perlahan jurnalisme warga juga mulai mengalami perkembangan.
Dari yang paling sederhana dapat dilihat dari media cetak, misalkan koran yang memberikan rubrik surat pembaca atau rubri citizen journalism. Melalui rubrik tersebut pembaca dapat mengirimkan laporan atau tulisan tertentu untuk dimuat oleh media.Â
Kemudian redaktur media akan memuat laporan-laporan dari warga mengenai apa peristiwa yang telah atau sedang terjadi dan menjadi perbincangan. Beberapa media bahkan memuat tulisan citizen journalism hingga seperempat halaman agar penulis dapat menuliskan isu yang diberitakan secara lengkap.
Dilihat dari sematan nama ‘warga’ dalam jurnalisme warga, dapat diterima oleh akal bahwa siapa saja dapat menjadi penulis berita di jurnalisme warga. Dalam media cetak seperti koran biasanya penulis jurnalisme warga adalah kebanyakan seorang mahasiswa, pegawai kantor, dan tak jarang juga warga biasa.Â
Jurnalisme warga memang tidak dituntut untuk memiliki kemampuan jurnalisme seperti wartawan profesional pada umumnya, mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan sebuah peristiwa sesuai kemampuan yang mereka miliki.
Seiring berjalannya waktu, jurnalisme warga tidak hanya dimuat dalam media cetak saja. Media online dan elektronik pun saat ini juga menjadi alat untuk meyalurkan tulisan jurnalisme warga.
Banyak sekali platform-platform yang berdiri sebagai jurnalisme warga dan memuat informasi-informasi terbaru melalui tulisan, video, atau foto tanpa adanya campur tangan jurnalis profesional.
Namun tak jarang platform tersebut juga bekerja sama dengan jurnalis atau wartawan profesional, hal ini bertujuan agar tulisan yang dimuat dalam platform tersebut tertata dan memiliki keakuratan yang tinggi.
Kekuatan dan Kelemahan Jurnalisme Warga
Tak seperti wartawan profesional yang memiliki keterikatan dengan perusahaan media atau bahkan undang-undang mengenai pers, jurnalisme warga tidak terikat sama sekali dengan peraturan. Tidak adanya keterikatan dengan peraturan tersebut terkadang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi jurnalisme warga sendiri.Â
Bagaimana tidak? terkadang jurnalisme warga terkesan terlalu mencampuri peristiwa dengan opini-opini yang berlebihan sehingga keakuratan peristiwa menjadi lemah, namun yang menjadi permasalahan seringkali opini inilah yang menjadi daya tarik dari sebuah tulisan jurnalisme warga.
Salah satu yang dapat menjadi kekuatan bagi jurnalisme warga adalah tidak adanya keharusan bagi penulis memiliki kemampuan jurnalistik. Jika wartawan dituntut untuk memiliki kemampuan fotografi, videografi, reporting, bahkan menulis naskah dengan mumpuni, jurnalisme warga hanya dituntut untuk mau dan bisa untuk melaporkan berita.Â
Seringkali kita melihat video-video mengenai bencana alam yang diunggah seseorang dalam suatu forum kemudian menyebar dan dibaca oleh banyak orang. Video dan foto tersebut bahkan terkesan jauh dari kata layak atau biasa kita sebut dengan video dan foto amatir.Â
Namun karena video tersebut asli dan lebih cepat di dapatkan dari media resmi, maka orang-orang akan beranggapan bahwa video tersebut akurat dan layak dijadikan sumber informasi.
Selain foto dan video, cara penulisan dalam laporan jurnalisme warga juga tidak terlalu rumit layaknya penulisan berita asli dalam media cetak atau online.Â
Kembali pada poin tidak adanya peraturan mengenai keharusan adanya kemampuan jurnalistik bagi penulis, sehingga dimaklumi jika penulis tidak memahami banyak mengenai tatacara penulisan berita. Di sisi lain ada kemungkinan perbedaan makna yang ada jika media memaksakan untuk melakukan penyuntingan secara keseluruhan pada tulisan jurnalisme warga.
Bagaimana pun media lebih terbantu dengan adanya jurnalisme warga, karena pada kenyataanya tidak semua jurnalis pada media dapat langsung melakukan peliputan ke tempat kejadian.Â
Diperlukan waktu yang relatif lebih lama jika media ingin meliput kejadian tersebut secara independen. Namun dengan adanya jurnalisme warga secara tidak langsung media-media tersebut mendapat benefit karena adanya berita yang diperoleh dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Banyak media yang malah berminat untuk membuka peluang jurnalisme warga bagi penulis-penulis yang tanpa memiliki latar belakang penulisan berita.
Namun biasanya jurnalisme warga ini hanyalah kumpulan orang yang memiliki hobi untuk menulis atau sekedar ingin membagikan pengetahuan dan peristiwa kepada orang lain sehingga bersifat non-profit. Meski begitu, jurnalisme warga wajib untuk dilindungi karena ini merupakan salah satu bentuk kepekaan warga terhadap lingkungannya.
Selain kekuatan yang dimiliki, ternyata terdapat juga kelemahan dalam jurnalisme warga. Seperti yang kita ketahui bahwa jurnalisme warga bukanlah sebuah wadah yang berdasarkan profesionalitas dan keakuratan yang tinggi. Hal ini karena siapapun dapat menjadi jurnalisme warga.Â
Sehingga dalam perjalanannya seringkali muncul berita-berita bohong atau pun yang masih perlu diragukan kebenarannya. Tidak adanya peraturan dalam jurnalisme warga membuat setiap orang dengan mudah dan bebas menyebarluaskan informasi.Â
Beberapa jurnalisme warga yang resmi dan dinaungi oleh media boleh saja dipercaya, namun bagaimana jika jurnalisme warga yang hanya ditulis orang-orang tidak bertanggung jawab. Hal seperti ini yang menimbulkan sedikit permasalahan.
Apakah tertarik menjadi jurnalisme warga?
Akan menjadi pengalaman yang menyenangkan jika berkesempatan menjadi jurnalisme warga. Mencari berita, menulisnya, hingga melaporkan berita tersebut tanpa terikat dengan peraturan.Â
Bagi sebagian orang menjadi jurnalisme warga bisa dianggap sebagai sarana menyalurkan hobi, sehingga mereka juga terbiasa untuk menulis terlebih lagi tulisan akan dibaca oleh orang yang lebih banyak.
Selain sebagai hobi, menjadi jurnalisme warga juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk berlatih sebelum menjadi penulis profesional. Terlebih jika penulis menjadi jurnalisme warga pada media-media tertentu yang sudah dijamin resmi. Untuk memiliki kesempatan agar tulisan jurnalisme warga diunggah ke media tersebut, tentu harus memenuhi kualifikasi tertentu.Â
Kualifikasi ini bukan berarti suatu peraturan yang mengikat jurnalisme warga, melainkan hanya untuk meyakinkan jika tulisan tersebut benar akurat dan bukan plagiarisme. Jika berhasil menjadi jurnalisme warga pada media tersebut, sudah berarti calon penulis terbiasa menulis dengan model yang tertata.
Tapi saat ini tak jarang pula platform atau akun yang secara independen menyatakan dirinya sebagai jurnalisme warga agar informasi yang disebarkan penulis dibaca oleh banyak khalayak.
Sebenarnya ini adalah hal yang patut diapresiasi karena membuktikan masih banyaknya masyarakat yang peka terhadap lingkungan sekitar dengan menuliskannya menjadi sebuah laporan.Â
Pada kenyataannya jurnalisme warga memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding media yang secara resmi berdiri sebagai pusat penyebaran informasi. Hal ini karena seringkali unggahan pada jurnalisme warga lebih terlihat asli oleh pembaca.
Seberapa penting jurnalisme warga?
Meskipun jurnalisme warga terbentuk tanpa adanya ikatan dengan peraturan, adanya jurnalisme warga penting sekali untuk dilindungi. Pada beberapa kasus jurnalisme warga diragukan kebenarannya, namun jauh lebih banyak jurnalisme warga yang dapat dipercaya kebenarannya. Jurnalisme warga merupakan salah satu bentuk keistimewaan yang terdapat pada negara demokrasi seperti Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah bersedia menerima kritikan dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Melalui jurnalisme warga berita-berita dalam hal kecil pun dapat diketahui oleh orang banyak. Karena seringkali media hanya menuliskan berita-berita yang bersifat nasional, sedangkan berita-berita lokal yang perlu diketahui masyarakat sekitar sering tersisihkan.Â
Adanya jurnalisme warga dapat membantu warga lokal mengetahui apa peristiwa yang ada di wilayah mereka, terlebih dengan perkembangan teknologi yang ada. Karena saat ini jurnalisme warga pun dapat dilakukan secara daring.
Selain itu, jurnalisme warga juga mempermudah media untuk mendapatkan berita dengan cara lebih cepat. Banyaknya peran jurnalisme warga memperkuat alasan mengapa jurnalisme warga wajib untuk dilindungi saat ini.Â
Namun perlu diingat bahwa dalam melakukan penulisan jurnalisme warga jangan sampai belebihan memasukkan opini pribadi penulis. Hal ini bertujuan agar informasi yang disampaikan tidak bersifat subjektif dan terkesan memaksakan kehendak penulis. Tuntutan mendapat informasi yang mudah dicerna oleh pembaca adalah hal yang wajar.Â
Bagaimana pun pembaca juga dituntut untuk menjadi konsumen yang cerdas pula. Karena tidak semua tulisan jurnalisme warga mengandung kebenaran yang kuat, sehingga perlu dicari kebenarannya terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah berita itu benar atau tidak. Usahakan tidak membagikan berita-berita yang belum diketahui seberapa kuat kebenaran berita tersebut. (MWA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H