Hari Raya Pagerwersi adalah hari raya yang biasa dilakukan oleh umat beragama Hindu khususnya di Bali. Hari Raya Pagerwersi adalah lanjutan dari hari raya Saraswati, tepatnya 4 hari setelah hari Saraswati. Kalau Saraswati jatuh pada hari Sabtu Umanis wuku Watugunung maka hari raya Pagerwersi jatuh pada hari Rabu Kliwon wuku Sinta. Pada hari Pagerwersi ini biasanya umat Hindu merayakan dan memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta) atau nama lain dari Dewa Siwa.
Mengenai pengertian Pagerwersi, banyak yang mengatakan bahwa Pagerwersi berasal dari dua kata, yaitu kata Pager dan kata wesi. Pager yang artinya pagar atau pelindung dan Wesi yang artinya besi atau kuat. Jadi Pagerwersi dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang memagari diri atau melindungi diri dengan tekad yang kuat dari pengaruh hal-hal yang buruk atau negatif.Â
Namun dalam Lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Pagerwersi merupakan pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru. Yang artinya Pagerwersi adalah hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru.
Ilmu pengetahuan selalu mengalir dalam diri manusia sebagai proses dalam mewujudkan jagadhita. Guru yang harus dihormati dalam hal ini adalah Catur Guru yaitu, Guru Rupaka (Orang Tua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemerintah), Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).
Jadi dapat dikatakan bahwa makna adanya Hari Raya Pagerwersi ini adalah sebagai pengingat bahwa manusia harus memiliki keteguhan iman dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut ke jalan kebaikan. Karena tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia akan kembali ke masa sulit atau semua yang dilakukan terasa sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H