Mohon tunggu...
Putu Megi Suryajayadi
Putu Megi Suryajayadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sederhana

Hidup adalah perjuangan yang harus dilalui hingga akhir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari Raya Pagerwersi dan Maknanya

26 Oktober 2022   19:54 Diperbarui: 26 Oktober 2022   19:58 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari Raya Pagerwersi adalah hari raya yang biasa dilakukan oleh umat beragama Hindu khususnya di Bali. Hari Raya Pagerwersi adalah lanjutan dari hari raya Saraswati, tepatnya 4 hari setelah hari Saraswati. Kalau Saraswati jatuh pada hari Sabtu Umanis wuku Watugunung maka hari raya Pagerwersi jatuh pada hari Rabu Kliwon wuku Sinta. Pada hari Pagerwersi ini biasanya umat Hindu merayakan dan memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta) atau nama lain dari Dewa Siwa.

Mengenai pengertian Pagerwersi, banyak yang mengatakan bahwa Pagerwersi berasal dari dua kata, yaitu kata Pager dan kata wesi. Pager yang artinya pagar atau pelindung dan Wesi yang artinya besi atau kuat. Jadi Pagerwersi dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang memagari diri atau melindungi diri dengan tekad yang kuat dari pengaruh hal-hal yang buruk atau negatif. 

Namun dalam Lontar Sundarigama dijelaskan bahwa Pagerwersi merupakan pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru. Yang artinya Pagerwersi adalah hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru.

Ilmu pengetahuan selalu mengalir dalam diri manusia sebagai proses dalam mewujudkan jagadhita. Guru yang harus dihormati dalam hal ini adalah Catur Guru yaitu, Guru Rupaka (Orang Tua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemerintah), Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).

Jadi dapat dikatakan bahwa makna adanya Hari Raya Pagerwersi ini adalah sebagai pengingat bahwa manusia harus memiliki keteguhan iman dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan tersebut ke jalan kebaikan. Karena tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia akan kembali ke masa sulit atau semua yang dilakukan terasa sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun