Mohon tunggu...
mefta cemara
mefta cemara Mohon Tunggu... -

sangat tersentuh dengan kejanggalan sosial...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kopi Rasa Negeri Jajahan

4 Juli 2010   14:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:06 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Kopi adalah cita rasa hidup….kenikmatan dari wangi arabica dan kekhasan rasa robusta.. mewakili rasa kerja keras dan keyakinan akan hidup… sebuah ekxtase perjalanan panjang penjajah di negeri timur.. persembahan kerja keras para negeri jajahan… KOPI bagain penting dari sejarah UMMAT manusia….”

Kopi menjadi bagian dari sejarah Afrika abad ke-9, dari dataran tinggi Ethiopia sebuah Negara yang dianggap miskin dan terlupakan dalam peradaban manusia kerja keras budak hitam (bahasa eropa) yang menjadi penyebar aroma rasa ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad limabelas menjangkau lebih luas ke Persia, Mesir, Turki dan Afrika utara.
Para imam melarang kopi Karen rangsangan dan daya pesona rasa, namun ras terima kasih mesti diberikan kepada sang Sultan Turky sultan selim 1 di juluki sultan penikmat kopi utama, membuat kopi menjadi hidangan para tamu eropa. Kegialaan pada kopi ini membuat Columbus sipa menuju negeri timur jauh mencari biji hitam nikmat ini.
Pada abad 17 dimulailah penjajah orang-orang eropa untuk mencari tanah yang tepat dengan menebar kegarangan dan keunggulan ras eropa ke dunia timur demi sebauh hraga biji kopi dan negeri indah Indonesia ini menjadi bagian dari sejarah kopi dunia setelah tanama dan biji mentah kopi di boikot oleh bangsa arab.
Strabucks, black canyon, ekpresso waralaba yang menguasai dan mengklaim sebagai bagian penting dari sejarah kopi modern bukanlah sipa-siapa, toh mereka mengenal kopi sebagai bagian dari cita rasa hidup setelah abad 19. akhirnya penjajahan rasa telah mreka kuasai di abad modern.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun