Mohon tunggu...
Mefi Ananda
Mefi Ananda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi

Mahasiswa S1 Komunikasi Massa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pulau Penyengat sebagai Destinasi Wisata Sejarah di Kepulauan Riau

18 Januari 2022   10:23 Diperbarui: 18 Januari 2022   10:56 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan di Tanjung Pinang. Source: Mefi Ananda

Pulau kecil yang terletak di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dan penuh dengan sejarah Kesultanan Melaka. Walaupun kecil dan terletak cukup jauh dari pusat kota Tanjung Pinang, pulau ini merupakan salah satu destinasi pilihan masyarakat ketika mengunjungi Kepulauan Riau khususnya Tanjung Pinang.

Pulau yang belum banyak dikenal orang ini, ternyata telah dijadikan oleh UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia. Mungkin banyak orang mengira tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan di pulau ini. Saya sendiri ketika mengunjungi pulau ini hanya memerlukan waktu kurang dari satu hari untuk bisa mengelilingi pulau ini.

Ketika mengunjungi Pulau Penyengat, saya menggunakan perahu bermotor atau kapal kecil dari pelabuhan Tanjung Pinang. Waktu tempuhnya hanya sekitar 15 menit saja dari Tanjung Pinang.

Untuk mengelilingi pulau ini, saya juga menggunakan salah satu transportasi khas Pulau Penyengat yaitu, Bentor atau Bendi Motor. Bentuk kendaraan ini mirip dengan delman, bedanya Bentor tidak menggunakan kuda tetapi motor. Transportasi ini muat mengangkut dua orang penumpang saja.

Hal pertama yang bisa kalian kunjungi adalah Masjid Raya Sultan Riau. Masjid ini merupakan peninggalan Kesultanan Melaka, loh. Masjid ini unik karena terbuat dari putih telur pada saat pertama kali dibuat. Untuk kalian yang Muslim, kalian bisa ikut beribadah di masjid ini. Ketika saya mencoba air di masjid ini, airnya sangat dingin dan segar. Masjidnya juga bersih dan cukup luas.

Setelah itu, saya memutuskan untuk mengelilingi Pulau Penyengat dan mengunjungi situs makam yang ada di pulau ini. Saya mempelajari banyak sejarah baru, terutama awal mula pulau ini disebut Pulau Penyengat. Saya juga masuk ke dalam makam dan ikut mendoakan para leluhur kerajaan. Saya juga menyisihkan sedikit uang untuk perawatan makam tersebut.

Gurindam Dua Belas. Source: Mefi Ananda.
Gurindam Dua Belas. Source: Mefi Ananda.

Saya juga masuk ke salah satu bangunan tempat raja tinggal. Sebelum pandemi, masyarakat yang datang boleh menyewa baju adat yang disediakan dan berfoto di tempat singgah raja. Biaya sewanya juga cukup murah hanya sekitar Rp 25.000 saja. Sayangnya, saat itu sedang pandemi sehingga saya tidak diperbolehkan untuk menyewa baju adat Pulau Penyengat untuk alasan keamanan dan kesehatan.

Setelah lelah berkeliling, saya dan keluarga memutuskan untuk mencicipi makanan khas Pulau Penyengat. Restoran yang saya datangi berada di atas pantai, sehingga sangat nyaman dan udaranya sejuk. Sambil menikmati makanan, saya juga bisa menikmati pemandangan segar laut dan pantai.

Berkunjung ke pulau yang penuh dengan sejarah merupakan hal yang baru buat saya. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru dan pastinya pembelajaran baru di pulau tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun