Mohon tunggu...
meetree pree
meetree pree Mohon Tunggu... -

panasss

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Miris) Mencetak Generasi Artiss

24 Desember 2011   04:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi sambil beres-beres di dapur, saya memperhatikan sebuah acara di teve tentang sebuah acara yang mungkin semacam pencarian bakat dari sebuah produk susu formula.Sambil terus bere-beres dan kuping tetap mendengarkan acara teve(bukan di tonton hehehe), kok gatel banget rasanya saya ingin menumpahkan pendapat saya tentang acara tersebut.Melihat para ibu dan anak-anaknya yang sedang berkompetisi menarik para juri.Sekali lagi ini pendapat saya ya..Kenapa panitia acara tersebut hanya menyelenggarakan audisi hanya untuk nyanyi dan nge-dance saja,dua hal tersebut tidak bisa masuk kategori "bintang" menurut saya.Acara seperti ini diam-diam mencetak paham pada orangtua, ibu pada khususnya bahwa jika ingin membuat anak menjadi 'bintang" haruslah jago nyanyi dan ngedance.Panitia haruslah tidak segmented dalam membuat sebuah even,toh mereka juga tau bahwa  anak-anak dalam masa pertumbuhan bukan hanya tumbuh minat nyanyi dan nge-dance saja.Pemerintah harusnya ikut campur dalam masalah seperti ini,bayangkan saja dalam sepuluh tahun kedepan berapa artis yang akan muncul dibandigkan dengan anak-anak yang menonjol dalam bidang sains,atau ekonomi,atau bidang seni lainnya.Kalau begini caranya masa depan bangsa akan diisi oleh artis-artis,bukan oleh orang-orang bermutu.Pantas ilmuwan-ilmuwan kita banyak bekerja di luar negeri,animator juga kerja di luar negeri,bahkan sampai TKI/TKW ,karena kurangnya perhatian dan penghargaan dari pemerintah.Jadi ibu-ibu,anak-anak kita mempunyai bakat lebih dari hanya menyanyi dan menari,mereka lebih jauh dari itu,ada banyak bakat mereka yang harus diasah dan didukung.Jangan ikut terjebak pada pola pikir yang akhirnya akan membuat anak kita tidak bisa mengembangkan apa minatnya yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun