Yogyakarta,kota istimewa dengan berbagai budaya.Terkenal dengan wisata bahkan keramahan orang-orangnya.Gak heran kalau kalian datang kesini bakal ketemu sama orang-orang yang memakai bahasa jawa.Siapa yang gak kenal kota yang satu ini.Kota yang sangat awesome banget buat liburan.Dari yang mau belanja baju,pantai,candi,museum bahkan mendaki juga ada loh.Ditambah semua murah meriah.
Dari semua itu ternyata gak nyangka kalau kota ini sekarang menjadi kota macet.Tin…tin..tin suara tlakson dimana-mana.Bising bikin kuping sakit,pengendaranya gak sabar juga pengennya pada cepet-cepet.Saya kira beberapa tahun kedepan kota ini gak jauh beda dengan kota Jakarta.Gimana gak beda orang macetnya dimana-mana. Beda banget sama beberapa tahun silam,kota ini gak semacet ini,banyak pengendara mobil dan motor,zaman dahulu masih jarang banget kendaraan.
Zaman emang bener-bener sudah modern,saya akui kendaraan emang ngebantu dan mempercepat waktu untuk samapi ke tujuan.Tapi bagaimana dengan masalah macet? Salah siapa kalu kayak gini.Konsumen,penjual,atau pemerintah? Kalau asumsi dari saya semua salah,kok bisa salah? Ini saya akan menjelaskan.Dari konsumen,gak heran Negara Indonesia penduduknya merupakan komsumtif muncul barang baru ada rasa ingin memiliki,sehingga itu membuat semua ingin memilki kendaraan,gensinya terlalu besar.Terus dari penjual,ya namanya penjual pengen untung gede nah Indonesia merupakan sasaran empuk untuk menjual berbagai merk kendaraan.Lalu dari pemerintah,kurangnya pengurangan atau pembatasan untuk kendaraan yang dijual di Indonesia,hampir setiap tahun pasti ada merk motor yang ditawarkan.
Ditambah,kota Jogja merupakan kota yang terkenal dengan kota pelajar.Banyak banget sekolah banhkan kampus yang sangat bermutu dari yang sekolah negeri maupun sekolah swasta. Siapa yang gak mau sekolah dikota pelajar.Nah dari itu juga membuat para pelajar dari daerah-daerah untuk merantau ke kota ini untuk menuntut ilmu. Hampir setiap tahun mereka berlomba-lomba untuk masuk ke universitas di Jogja. Mulai dari yang disekitar jawa bahkan ada yang jauh diluar Jawa seperti Sumatra,Kalimantan bahkan Papua merantau ke Jogja. Berapa ribu sendiri setiap tahunnya,kalau setiap mahasiswa menempuh masa studinya selama 4 tahun dan itu dikalikan dengan ribuan mahasiswa.Huh menambah macet.Apalagi orang tuanya pasti akan memberikan kendaraan untuk anaknya kan.
Macet,polusi dimana-mana.Menempuh ketempat dekat bisa lama karena macet. Saran saya agar fasilitas kendaraan umum diperbaiki lebih baik lagi. Agar orang-orang tertarik menggunakan bis dan meninggalkan kendaraan pribadi. Untuk menjangkau ke daerah-daerah terpencil saja susah dengan alas an tidak ada angkutan umum seperti angkot,zaman saya smp angkot itu banyak banget,tapi sekarang mencari sebuah angkot sangat susah sekali ditambah harga bbm yang naik,membuat para angkoters gulung tikar. Lalu bagi pengguna kendaraan pribadi seperti mobil,saya sering mengamati dijalan-jalan kalau sedang lampu merah,bahwa masih banyak sekali pengendaraan pribadi seperti mobil yang hanya mengemudi sendirian.Stop itu,sejatinya itu hanya pemborosan kalian harus sadar bahwa mobil itu besardan memakan tempat.
Buat kalian yang gak mau terambat ke kantor atau sekolah lebih baik berangkat lebih awal.Faktor lain yang membuat jalanan macet adalah lampu merah.Lampu merah di Jogja sangat banyak ditambah waktu berhenti lampu merah itu sangat lama sekali,beda dengan waktu berjalan lampu hijau sangat cepat.Apalagi jarak setelah berhenti lampu merah tidak ada 1 kilo sudah ketemu lampu merah. Kalau kita posisinya lagi di depan gak masalah pas lampu hijau langsung tancap gas lah kalau posisi kita lagi dibelakang.Kadang macet membuat kita emosi,gak mau emosigara-gara macet lebih baik berangkat pagi sebelum terlambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H