Mohon tunggu...
Medy Parli Sargo
Medy Parli Sargo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penganut Demokrasi Pancasila. Minat pada masalah-masalah kebangsaan, kebudayaan, teknologi, hukum dan hak kekayaan intelektual. Aku hobi menghitung waktu, karena waktu sangat berarti bagi hidup kita. (mpsargo@yahoo.co.id/17 Nov/+kompaSIANA)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Jujur Dan Tegas : Keinginan Sederhana

5 Juli 2014   17:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:22 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa kalangan di dunia yang dicitrakan sebagai orang yang tegas. Tetapi kesan tegas itu lebih banyak diperoleh dari apa yang dilihat. Bagaimana mereka berpidato, bagaimana mereka berkomentar tentang sesuatu, bagaimana mereka bersikap, bagaimana nampak kerut wajahnya, dan sebagainya.

Kategori tegas sangat banyak jumlahnya, meski baru dapat dilihat dari apa yang diucapkan, bukan dari apa yang dilaksanakan. Sifat tegas juga bisa berbahaya jika dimiliki orang yang memiliki orientasi kepentingan yang merugikan orang lain, rakyat atau negara.

Al Capone, seorang tokoh mafia Amerika adalah orang yang tegas dalam profesinya. Dia bisa memutuskan seketika untuk membunuh mitranya yang dianggap menghianati. Gandhi adalah tokoh yang tegas dalam memegang prinsip, tetapi tanpa kekerasan.

Suatu ketika Gandhi tetap menolak untuk mengenakan baju yang diberikan oleh Pemerintah Inggris pada jaman pendudukan. Dia hanya ingin memakai kain hasil tenunan isterinya. Dia tegas karena prinsipnya.

Hitler, jelas adalah seorang yang tegas dalam menjalankan otoriterismenya. Begitupun Mussolini dan Lenin. Soekarno juga adalah seorang yang tegas di mata lawan politiknya. Banyak peristiwa nasional maupun internasional yang didorong oleh ketegasan sikap Bung Karno. Beberapa peristiwa politik bahkan didorong oleh sikap otoriterian yang tidak lagi mengindahkan peran Perwakilan Rakyat sebagai representasi kedaulatan rakyat, baik di jaman Soekarno maupun Seoharto.

Sementara Soeharto juga seorang yang tegas dalam menangani isu-isu yang dianggap merongrong stabilitas negara. Meski pemecahannya seringkali melalui prinsip-prinsip otoriterisme. Bahkan melalui penyelesaian secara militer. Di banyak negara sering dijumpai penyelesaian dengan pendekatan intimidasi, seperti penculikan dan pembunuhan.

Sekarang, di hadapan kita banyak pencitraan sikap tegas dan menumbuhkan pemahaman yang sempit. Orang lebih melihat ketegasan dari bahasa tubuh dan mimik yang “serius”. Padahal orang yang banyak senyum belum tentu tidak memiliki sifat tegas.

Tapi sikap tegas yang seperti apa yang bermanfaat bagi rakyat. Tentu saja sikap tegas akan memberi ketentraman bagi masyarakat jika dimiliki oleh pemimpin yang pro rakyat. Bahkan adakalanya seorang yang dicitrakan tegas bisa bersikap tidak tegas ketika dihadapkan pada pilihan korupsi atau tidak. Di mata kaum “jerks”, dia bisa dianggap tegas untuk segera menyatakan menerima saja uang hasil penyimpangan yang dihimpun bawahannya. Paling tidak akan berkata: “Awas..!! Jangan sampai dikurangi jatah saya..!!” . Tegas..!!

Sementara banyak juga tokoh di dunia yang dicitrakan sebagai figur yang jujur. Kesan itu pun diperoleh dari apa yang dilihat. Terutama selama mereka melaksanakan kepemimpinannyasebagai pejabat publik ataupun sebagai pemimpin informal. Contohnya Mahatma Gandhi,Bunda Theresa,Muhammad Hatta, Jenderal Polisi Hoegeng, Mari’e Muhammad, Dahlan Iskan, Joko Widodo, dll.

Lantas apakah pemimpin yang jujur tidak bisa tegas, atau sebaliknya apakah pemimpin yang tegas tidak bisa jujur.? Tentu saja keduanya sangat memungkinkan. Semua akan kembali pada karakter, kualitas dan orientasi kepentingan nurani masing-masing pemimpin.

Tetapi dapat dipastikan, orang yang jujur cenderung tegas menyangkut hal-hal yang berseberangan dengan nuraninya. Dan tegas menyangkut hal-hal yang berseberangan dengan norma dan standar yang berlaku. Kejujuran seorang pemimpin baru akan memiliki nilai dan memberi manfaat jika ia memiliki ketegasan terhadap bawahannya yang tidak jujur.

Semoga Negeri ini dipimpin oleh seorang yang jujur dan tegas. Sebuah keinginan yang sederhana bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun