IKN) baru Indonesia yang dipindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur tepatnya di Sepaku, Penajam Paser Utara dimana wilayah tersebut dijaman dulu sebagai wilayah keadatan kaum Luangan Regatn Tatau atau Rekan Tatau yang melahirkan suku Paser, Bentian, Benuaq, Tunjung, Dusutn Deah, Abal, Lawangan, Taboyan / Tewoyan, Dusun Witu Ma'ai, Dusun Malang dan Dusun Bayan.
Menyongsong hadirnya Ibu Kota Negara (Bergulirnya wancana hingga keputusan Presiden Jokowi dan di syahkannya RUU IKN melalui rapat paripurna DPR-RI pada 18 Januari 2022 memutuskan IKN ditempatkan di Kalimantan Timur, ada berbagai reaksi di masyarakat. Sebagian ada yang menolak namun tidak sedikit pula yang menerimanya dengan sangat antusias. Tentu masing-masing memiliki alasanya sendiri.
Menurut hemat penulis kubu yang menolak IKN perlu melihat lagi sisi Opportunities (Peluang) dari external komunitas dengan memanfaatkan sisi Strengths (Kekuatan) yang sebenarnya di miliki di internal komunitas. Demikian juga kubu yang antusias menerima IKN, kembali lagi harus melihat realita apa yang menjadi Weaknesses (Kelemahan) di internal komunitas agar diperbaiki sebagai antisipasi terhadap Threats (Ancaman) terbesar dari external komunitas kedepannya. Harus juga dicatat bahwa perubahan itu pasti akan datang dan kita mau tidak mau harus siap menghadapinya. Silahkan juga simak tulisan saya lainnya yang telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ketika IKN Akan Berpindah Ke Negeri Regatn Tatau", Klik untuk baca:
“Kekawatiran adalah sesuatu yang wajar namun bukan dengan mengambil sikap melawan arus karena kita tidak bisa sepenuhnya mampu membendung perubahan yang terjadi disekitar kita. Oleh sebab itu pilihannya hanya satu, kita harus mengambil sikap adaptif dan tidak boleh larut dalam pikiran dan pusaran perubahan tersebut agar kita tidak kalah lalu punah. Perubahan adalah fenomena hidup dan kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari (Heraclitus 544SM).”
Mari kita sedikit flashback dua dekade ke belakang, saat itu gema suara protes rakyat Kalimantan ada dimana-mana menuntut keadilan dalam pembangunan yang dinilai Jawa sentris mulai dari tuntutan Otonomi Khusus hingga wacana Borneo Merdeka menyusul dicabutnya Dana Alokasi Umum (DAU) yang sejak awal sebagai suntikan tambahan APBD untuk perbaikan infrastruktur jalan dan sebagainya. SDA dikeruk habis-habisan, kita bukannya menikmati manfaat sebesar-besarnya tapi justru dampak kerusakan yang kita alami. Protes itu sangat wajar. Bagaimana tidak, luas provinsi Kalimantan Timur yang 1,5x luas pulau Jawa hanya mendapat APBD sekitar maksimum 20 triliun / tahun sementara total seluruh pulau Jawa mendapat APBD sekitar 150 triliun / tahun padahal Kalimantan Timur penyumbang terbesar devisa negara yaitu sebesar 500 triliun / tahun namun yang kembali ke Kalimantan Timur justru hanya 4% dari 20% sisanya. TIDAK DISANGKA-SANGKA oleh Jokowi malah memindah IKN ke Kalimantan Timur tepatnya di Penajam Paser Utara.. Menurut penulis, mungkin hampir semua keinginan dan harapan kita selama ini akan terpenuhi. 80% devisa negara kembali dinikmati oleh Kalimantan Timur dan tentu saja kita semua akan menikmati pembangunan itu. Catat juga: banyak yang iri lho.
Namun demikian pada kesempatan ini penulis coba paparkan SWOT analysis terhadap eksistensi komunitas asli khususnya masyarakat Paser yang ada di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dan masyarakat rumpun Luangan Regan Tatau pada umumnya mengacu pada sumber data primer melalui pengamatan langsung kondisi saat ini dilapangan, dari komunikasi intens terhadap pemangku kepentingan diantaranya tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh organisasi masyarakat dan invidu-invidu dalam komunitas melalui jaringan sosial media. Sumber data sekunder penulis peroleh dari bahan bacaan dan materi seminar terkait dengan IKN. Mungkin analisa ini tidaklah sempurna namun semoga saja dapat menjadi pencerahan bagi komunitas dan juga menjadi masukan bagi para pengambil keputusan terkait dengan grand design terhadap IKN, sebagai berikut:
Strengths (Kekuatan) - S
Kekuatan adalah faktor internal yang dimiliki oleh masyarakat Paser saat ini:
- Sebagian besar masih memiliki tanah yang luas disekitar IKN sehingga menjadi modal yang sangat strategis untuk investasi kedepannya.
- Memiliki tradisi adat budaya yang relatif masih terpelihara dengan baik.
- Terdapat beberapa lembaga adat yang didukung oleh pemerintah.
- Terdapat banyak perusahaan besar yang beroperasi dilingkungan komunitas masyarakat Paser.
- Memiliki saudara serumpun yang besar dalam komunitas Luangan Regatn Tatau tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Weaknesses (Kelemahan) - W
Kelemahan adalah faktor internal yang dimiliki oleh masyarakat Paser saat ini:
- Tingkat pendidikan dan keahlian masih sangat rendah sehingga sulit untuk berkompetisi dengan para pendatang.
- Tingkat kesejahteraan hidup yang masih sangat rendah dan lebih banyak hidup dari bertani dengan pola yang masih tradisional.
- Jiwa entrepreneurship (wirausaha) sangat minim. Lebih banyak sebagai konsumen, bukan sebagai produsen.
- Sebagian besar lahan tanah masih dimiliki secara adat dari turun temurun dan belum memiliki legalitas sesuai hukum agraria negara RI.
Opportunities (Peluang atau Kesempatan) - O