Tradisi naik manau semacam atraksi kebal terhadap duri pohon manau. Namun atraksi ini bukan bermaksud untuk menyombongkan diri akan tetapi untuk melestarikan tradisi yang dilakukan nenek moyang dimasa lampau saat mencari madu dari lebah hutan yang biasa bersarang dipohon-pohon besar yang tidak mungkin bisa didekap untuk dipanjat sehingga harus memanjat pohon kecil disebelahnya dan batang pohon manau yang merambat sampai kepucuk pohon besar tersebut.Â
Atau tujuan terpaksa memanjat pohon berduri yang harus dilakukan ketika berada didalam hutan. Manau adalah sejenis rotan berukuran besar berdiameter +/- 10cm yang berduri keras, runcing dan panjang.
Saat ini tradisi tersebut diperkenalkan ke generasi muda yang dikemas dalam bentuk tarian agar tetap lestari dan dapat dikenang oleh generasi selanjutnya. Dan sang penari yang menaiki manau berduri hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja yang tentunya telah mewarisi ilmu kebal terhadap duri.
Diawal atraksi sang penari melakukan "soyong"atau ucapan sakral berhubungan dengan roh leluhur meminta ijin dan restu atas pelaksanaan atraksi tersebut agar berjalan sesuai yang diharapkan dan tidak terjadi hal-hal yang menimbulkan celaka.
Silahkan saksikan prosesi naik manau oleh Si Manusian Duri dari Dayak Deah pada link Youtube.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H