Mohon tunggu...
medy mutis
medy mutis Mohon Tunggu... -

Seorang yang sangat menghargai keunikan dan terus belajar dan berpikir "out of the box"

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY "main catur"

23 Agustus 2010   07:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:47 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat intelektual agak greget, marah bahkan menghujat pada SBY saat ini, hal yang wajar ini kita syukuri karena semua bertanggung jawab terhadap jalanya  republik tercinta ini. Kemarahan dan kritikan masyarakat intelektual memuncak saat terjadi bersamaan pemberian remisi pada koruptor bahkan ada yang bebas termasuk besannya A.pohan dan pernyaataan Kader Partainya (bang Ruhut) yang mencoba mewacanakan dan sekaligus kulonuwun dengan SBY untuk bersedia dicalonkan kembali. Dan semakin menarik langkah A. Pohan bebas dari LP disambut dengan pernyataan (bang Ruhut). Porsi berita menjadi berimbang bahkan lebih menarik dengan wacana bang Ruhut (hebat). Walaupun masyarakat sakit hati dengan bebasnya para koruptor, SBY memberi kelegaan dengan memberikan pernyataan "pernyataan itu adalah pribadi dari kader partai demokrat dan Saya sama sekali tidak berniat untuk maju lagi dan akan berhenti pada 20 oktober 2014. Sby ingin menyampaikan sekaligus memberi titik pada sebuah polemik jadi-jadian bahwa Undang-Undang kita sudah menggarisbawahi bahwa seorang presiden hanya dapat dipilih 2 kali. Langkah yang diberikan SBY memberikan lapang dada bagi besanya untuk bebas dan terhindar dari sorotan tajam masyarakat. Peran dari keluarga terhadap bebasnya A.pohan tidak menjadi menarik. Langkah spekulatif ini dapat terang kita saksikan pada saat buka puasa kemarin di kediaman pribadi SBY (Cikeas) bang Ruhut tidak menampakan batang hidungnya. Ada apa ?

Secara tiba tiba Anas Urba  dalam acara buka puasa memberikan pernyataan agar setiap kader partai dilarang memberikan pernyataan. Bang Ruhutpun lega karena permainan sesuai dengan kalkulasi dan masih pada statuta partai "kasus harus ditutup dengan wacana". SBY sangat menyenangi langkah tersebut. Kader kaderku sangat mencintai aku dan keluargaku

SBY dan keluarga tetap berada pada singgasana dan tetap pada posisi tepat dan benar dihadapan masyarakat.

Bersamaan dengan itu SBY tetap muncul sebagai orang yang santun dalam menjalankan tugas dengan tidak mudah terprovokasi. Buktinya Insiden Bintan yang jelas jelas menginjak injak harkat dan martabat bangsa dengan menjadikan indonesia sebagai subordinat Malaysia (Dok KOmpas), langkah yang diambil oleh SBY biasa biasa aja hanya mempertegas, mempertegas dan mempertegas perundingan. Masih belum ada jalan keluar dan ganti rugi atas tercemarnya laut timor sampai laut sawu belum memberikan titik terang  bagi sengsaranya nelayan nelayan di Timor yang kehilangan mata pencaharian karena tercemarnya laut mereka (1tahun 5 bulan).

Apapun yang kita lakukan bahkan hujatan dan kritikan pada SBY sangatlah tidak arif kenapa ? SBY hanaya menjalankan amandat Rakyat yang telah memilihnya, kitalah yang memintanya menjadi presiden jadi terima sajalah, bulan madu sudah diberikan pada putaran pertama wajarlah kalau sekarang beliau berbulan madu dengan keluarga dan koleganya.

SBY adalah seorang pemain catur yang sangat lihai melakukan lompatan dalam bidak abu-abu papan catur. Kita semua berharap kiranya kalkulasi yang akan datang harus  pada bidak hitam putih. semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun