Mohon tunggu...
Andreas Priambodo
Andreas Priambodo Mohon Tunggu... wiraswasta -

www.primerateknik.com/scale

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Guru Harus Tahu Nikita Mirzani

28 September 2012   05:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa waktu lalu dunia pendidikan sempat dihebohkan dengan kemunculan Miyabi di LKS untuk sebuah SMP di Mojokerto. Pengakuan dari tim penulis LKS tersebut yang menyatakan maaf karena tidak tahu sosok Miyabi bisa saja dimaklumi bagi sebagian orang. Karena memang untuk yang tidak pernah membuka situs porno dan tidak mengikuti perkembangan dunia hiburan, kemungkinan besar tidak mengetahui siapa Miyabi itu, seperti apa fotonya, dan lain sebagainya.

Pasti akan ada evaluasi terhadap sistem pembuatan LKS yang diterbitkan di sekolah-sekolah. Karena selama ini terkesan Dinas Pendidikan tidak mengetahui sepak terjang guru atau tim penulis naskah LKS. Semua seolah dibiarkan berjalan sendiri tanpa adanya pengawasan yang jelas dari Dinas Pendidikan untuk menjaga kualitas konten LKS agar tetap sesuai dengan standar kompetensi dan aturan-aturan standar lainnya yang sudah ditetapkan.

Antisipasi

Karena masalah LKS Miyabi tersebut sudah telanjur terjadi, ya sudahlah. Barangkali kita bisa memaklumi kekurangtelitian pihak terkait mengenai penayangan gambar Miyabi didalam LKS tersebut. Perlu adanya antisipasi yang dilakukan oleh guru dan tim pengawas pembuatan LKS dimasa mendatang supaya hal seperti di Mojokerto tidak terulang kembali.

Baiklah kalau tidak semua guru mengetahui siapa Miyabi, tapi untuk antisipasi saya akan mengenalkan sosok yang tidak kalah kontroversinya dibandingkan dengan Miyabi. Berasal dari Indonesia dan sering muncul di media massa Indonesia sosok ini sering "membuat" kontroversi entah dengan tujuan apa, saya juga kurang mengerti.

Kontroversi terbaru yang kembali dibuatnya adalah seperti yang dilansir dari berita di media online iToday.co.id kemarin. Liputan Nikita Mirzani menjual ciumannya seharga lima juta rupiah dalam acara amal bertajuk Senandung Untuk Negeri yang digelar di Hard Rock Cafe, Jakarta Selatan beberapa hari lalu.

Gambar dan berita selengkapnya bisa dilihat dibawah.

Berkaca dari kasus LKS Miyabi yang tim penulisnya mengaku tidak mengetahui sosok Miyabi, kiranya hal ini menjadi bahan pembelajaran bagi semua guru di Indonesia untuk menambah wawasannya diluar dunia pendidikan formal. Kemajuan teknologi informasi yang sedemikian pesat pun juga harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kalangan pendidik di Indonesia.

Jadi mungkin bisa saya katakan, semua guru harus tahu Nikita Mirzani sebagai simbol dari hal-hal yang menyerupai Miyabi. Ini supaya tidak terjadi hal serupa dengan LKS Miyabi lantas dengan mudahnya mengatakan ketidaktahuan sebagai alasan. Karena efek dari LKS Miyabi tidak sesederhana itu. Akan semakin banyak anak dibawah umur mencari Miyabi di mesin pencari.

Copy-Paste dan Referensi

Inilah akibat yang harus ditanggung oleh tim penulis LKS Miyabi. Sebagai guru yang telah mengenyam pendidikan formal mestinya tahu bahwa ada peraturan untuk tidak boleh melakukan copy-paste (plagiat) dan seandainya memang terpaksa harus mengutip pun juga harus dicantumkan sumbernya. Bahkan setiap bahan tulisan pun juga perlu dicantumkan pula daftar pustak sebagai bahan referensi isi dari buku atau LKS tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun