Kondisi Keluarga Â
    Dalam perjalanan menjelajahi Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya, Kota Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, saya berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan seorang perempuan yang berusia 39 tahun bernama Ibu Samsiah, yang merupakan istri dari Pak Sudirkun yang berusia 42 tahun yang menjadi kepala keluarga di rumah tersebut. Keluarga Ibu Samsiah dan Pak Sudirkun memiliki 2 orang anak perempuan dan laki-laki. Anak pertama bernama Sinta Dewi di mana sudah bekerja sebagai pegawai di Alfamart dan anak kedua bernama Rafi yang masih di bangku Sekolah Dasar (SD). Ibu Samsiah bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga di tempat perumahan orang. Ibu Samsiah bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 9.30 yang berada di jalan mawar dan jalan taman yang menjadi tempat bekerja. Pekerjaan yang dilakukan ibu Samsiah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci pakaian dan menyetrika baju dan untuk gaji yang diperoleh sebesar Rp 800.000 per bulan. Sedangkan Pak Sudirkun (suami bu Samsiah) bekerja sebagai tukang bangunan yang memperoleh gaji sebesar Rp 150.000 per hari akan tetapi pekerjaan tersebut tidak menentu. Oleh sebab itu melalui dua pekerjaan tersebut penghasilan yang diperoleh per bulan hanya berkisaran sekitar Rp. 900.000- Rp. 1.000.000 sedangkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari- hari untuk makan dan lain-lain kisaran Rp.100.000 per minggu, belum termasuk biaya sekolah anak dan biaya transportasi selama bekerja. Untuk jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah ada 4 orang yang terdiri dari Pak sudirkun, Bu samsian dan 2 orang anaknya dan untuk jumlah tanggungan dalam keluarga ada 1 orang yaitu anak kedua yang masih bersekolah.
     Ibu Samsiah dan keluarga juga menerima bantuan dari pemerintah yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar RP 700.000 per tiga bulan dalam bentuk uang tunai akan tetapi setelah anaknya Sinta Dewi lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) PKH yang diterima turun menjadi RP 300.000 per tiga bulan sekali dan juga keluarga Ibu Samsiah mendapatkan bantuan dari Partai Nasdem yaitu bantuan bedah rumah yang diterima pada tahun 2021 dalam bentuk uang tunai sebesar RP 17.500.000 dan uang tersebut digunakan untuk memperbaiki rumah mereka. Bu Samsiah juga bercerita bahwa kondisi awalnya kondisi keuangan dan rumah mereka sangat sederhana sehingga berkat dari bantuan dari adanya Program Keluarga Harapan (PKH) dan bedah rumah sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu memperbaiki kondisi rumahnya menjadi lebih baik. Â
Kondisi  rumah beserta aset yang dimiliki
    Ibu samsiah dan Pak Sudirkun beserta dengan anaknya dua orang tinggal di sebuah rumah dengan luas tanah Panjang 20 meter dan lebar 10 meter. Sedangkan untuk luas rumahnya berukuran lebar 7 meter, Panjang 7 meter dan untuk status rumahnya adalah milik sendiri serta memiliki 5 ruangan yaitu 2 kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 dapur. Adapun dinding bangunan rumahnya seluruhnya tembok, atap rumahnya terbuat dari seng dan lantai rumahnya dari keramik. Terkait pada penerangan  yang digunakan di rumah yaitu lampu listrik dengan daya listrik sebesar 900 watt dan bahan bakar yang digunakan untuk masak sehari-hari yaitu Gas. Adapun beberapa barang elektronik yang dimiliki oleh mereka, yaitu satu buah Rice Cooker, Handphone dan  satu buah kipas angin yang terbilang cukup bagus.Â
    Untuk pergi ke tempat bekerja, berobat, mengantar anaknya sekolah dan lainnya Pak Sudirkun dan Ibu samsiah menggunakan satu buah kendaraan motor yang dibeli pada tahun 2013 dan tempat berobat jika sakit mereka selalu berobat di klinik yang terdekat. Sementara untuk sumber air minum yang digunakan yaitu air hujan, akan tetapi jika terjadi kemarau mereka membeli air galon. Ibu samsiah beserta keluarganya menggunakan air sumur yang digunakan untuk mencuci piring, pakaian dan untuk mandi dan tempat buang air besar mereka menggunakan Wc sendiri dengan septic tank.
Kondisi Lingkungan
    Suasana lingkungan di sekitar keluarga Ibu samsiah yang mereka tempati cukup baik, mereka tinggal di sebuah komplek gang dan di samping rumahnya bertetangga dengan keluarga dari Bu Halimah yang merupakan Ibu kandung dari Ibu Samsiah. Untuk  kondisi jalan yang berada di depan perumahan Bu Samsiah sangat jelek dan kecil di tambah lagi ada berbatuan sehingga harus berhati-hati saat membawa kendaraan serta untuk di bagian depan ada sebuah perkebunan dan ada kolam ikan yang dimiliki oleh tetangganya.
 ''Wawancara dan Observasi ini dilakukan di bulan Februari-Maret 2024"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H