1. Harapan dan tekanan yang tinggi untuk berhasilÂ
Sejak dini, anak sudah diberi harapan yang tinggi oleh orangtua agar memiliki kehidupan yang sukses. Bahkan, mereka ditanamkan untuk terus belajar hingga lupa bahwa anak-anak memiliki waktu untuk bermain.Â
Orangtua berpikir kalau waktu anak dihabiskan dengan bermain, mereka bisa kehilangan kesempatan. Padahal, bermain atau melakukan kegiatan yang mereka sukai bisa membuat anak jadi tak tertekan.Â
Justru, tekanan dan pola asuh yang terus menekankan pada hasil akan membuat anak semakin merasa cemas. Apalagi, saat gagal, orangtua cenderung memarahi dan memberikan anak hukuman.Â
2. Dunia yang terasa menakutkan dan mengancamÂ
Seiring bertambahnya tahun, bertambah pula masalah-masalah yang mengancam dan telah terjadi di dunia. Sebut saja Pandemi Covid-19 yang kehadirannya tak terduga-duga. Situasi ini pun membuat banyak remaja khawatir akan masa depan karena pendidikan juga mengalami dinamika.Â
Krisis iklim juga menghantui remaja di masa depan. Pasalnya, semakin bertambahnya populasi membuat remaja pun memiliki kesempatan yang semakin minim untuk menyejahterakan hidupnya. Akibatnya, para remaja pun mengubah pola pikir sekadar untuk bertahan hidup.Â
3. Media sosialÂ
Saat ini, media sosial adalah platform yang tak bisa lepas dari para remaja. Tidak mengherankan jika remaja menjadi terhubung dengan orang dari berbagai latar belakang. Hal inilah yang membuat mereka memiliki beragam pandangan.Â
Itu sebabnya, sulit untuk tidak membandingkan kehidupan dan hubungan sosial para remaja dengan apa yang dilihat dari unggahan orang lain di media sosial. Bahkan, Behav (2018) mengungkapkan media sosial dapat menyebabkan pengalaman negatif, menarik diri dari interaksi sosial di kehidupan nyata, dan penurunan kemampuan untuk memperhatikan.Â
Dampak Gangguan Kecemasan pada Remaja Kecemasan yang mengganggu sehari-hari dalam dunia medis disebut dengan gangguan kecemasan. Jika tak diobati, gangguan kecemasan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius, seperti depresi, penggunaan narkoba, dan bahkan bunuh diri.Â