Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
Pandemi membuat beberapa sektor semakin berkembang, salah satunya adalah sektor kesehatan yang menggunakan teknologi sebagai basisnya, yaitu HealthTech.Â
Teknologi pun akhirnya menjadi sarana penting untuk berkegiatan. Oleh karena itu, penggunaan HealthTech mengalami lonjakan pesat.Â
Melansir dari Healthtechbase, HealthTech memungkinkan semua layanan kesehatan dapat diakses secara daring tanpa harus bertatap muka dengan dokter. Misalnya, yang mungkin beberapa dari kita pernah rasakan adalah konsultasi dengan dokter secara daring.Â
Benfredj (2021) mengungkapkan bahwa HealthTech semakin berkembang. Sampai saat ini, peneliti sedang mengembangkan aplikasi yang dapat mendiagnosis penyakit langka dan bekerja sama dengan Mendelian dan Modality NHS Partnership.Â
Menurut penjelasan Andreas Dymasius dalam siniar OBSESIF bertajuk "HealthTech in Indonesia, Potential Scalability and Problems", HealthTech sebenarnya sudah hadir sejak lama di Indonesia, seperti aplikasi Halodoc yang ada sejak 2016 dan Alodokter sejak 2014.
Akan tetapi, dulu penggunaannya tidak semasif sekarang karena belum ada pandemi dan mobilitas secara luring tinggi. Namun, karena adanya pandemi, adanya perubahan pada layanan konsultasi kesehatan.Â
Tingginya kesadaran akan kesehatan, membuat HealthTech menjadi pegangan untuk kontrol diri secara rutin. Hal ini dikarenakan HealthTech sangat mudah untuk diakses.Â
Potensi besar menanti HealthTech di IndonesiaÂ
Selain karena pandemi, ternyata terdapat dua faktor lain yang membuat potensi HealthTech di Indonesia cukup besar. Faktor pertama adalah masih belum terpenuhinya akses layanan kesehatan yang merata.Â