Keluarga merupakan kumpulan orang yang selalu mendukung satu sama lain. Termasuk saat salah satunya sedang mengalami masalah. Meskipun begitu, realitasnya tak semua memiliki keluarga yang suportif.Â
Beberapa orang menganggap keluarga sebagai beban karena kerap memberi tekanan dengan menaruh ekspektasi pada anak. Padahal, menurut Mental Health Center, hubungan yang tak baik dengan keluarga bisa menghambat kesejahteraan anak di masa depan.Â
Dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk "Saat Aku Sedang Hadapi Tekanan dalam Keluarga" seorang pendengar mengungkapkan bahwa ia mendapat tekanan dari keluarganya.
Setelah lulus kuliah pada 2015, Mala (nama samaran) belum juga mendapat pekerjaan padahal sudah berusaha sekeras mungkin. Namun, keluarganya terus memberi tekanan agar segera mendapat pekerjaan.Â
Menjawab permasalahan itu, Novita Tandry, seorang Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari NTO International, mengungkapkan beberapa cara yang bisa dilakukan.
Beranikan Diri untuk MengungkapkanÂ
Hubungan keluarga memiliki pengaruh besar pada kesehatan fisik dan mental, baik jangka panjang maupun pendek. Jadi, kalau memiliki hubungan yang baik, kita akan merasa dicintai dan disayangi.Â
Untuk itu, cara pertama yang harus dilakukan adalah berani mengungkapkannya. Kita bisa berbicara secara tatap muka atau lewat tulisan.Â
Jangan takut untuk mulai berbicara agar orangtua paham dengan kondisi kita. Justru, semakin lama dipendam malah akan memperburuk hubungan dengan keluarga dan kesehatan mental kita.Â
Pilihlah Waktu Senggang untuk BerbicaraÂ