"Hal-hal ini yang bisa meninggalkan jejak di otaknya dan mengganggu fungsi psikologisnya."
Perasaan traumatis kerap dialami anak saat memasuki usia remaja. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut fungsi kognitifnya sudah berkembang sehingga bisa mengungkapkan dan merekam peristiwa dengan jelas.Â
Sementara itu, gamophobia juga bisa diderita oleh orang dewasa meskipun ia tak memiliki trauma. dr. Dharmawan mengungkapkan kalau hal itu disebabkan karena orang tersebut biasanya memiliki persepsi yang salah.
"Jadi, kalo misalkan dia belum ada (gejala-gejala) kayak gitu, itu belum masuk fobia. Hanya trauma."
Mereka terlalu fokus mengejar karier dan takut untuk memulai sesuatu yang baru. Jadi, untuk kondisi seperti ini, para profesional biasanya memberikan saran dan nasihat.
"Karena pernikahan itu sebetulnya komitmen bersama, dua orang membangun impiannya bersama. Yang penting itu mengenali diri dan siap bertanggung jawab untuk support, untuk mencapai sesuatu bersama," pungkas dr. Dharmawan.
Cara Menyembuhkan Gamophobia
Meskipun begitu, gangguan mental ini bisa disembuhkan gejala kecemasannya lewat berbagai macam terapi. Misalnya, psikoterapi, cognitive behavioural therapy, mindfulness therapy, hingga dialogue therapy.
Untuk itu, diperlukan kesadaran agar kita langsung menghubungi profesional apabila mengalami kondisi yang membahayakan tubuh. dr. Dharmawan mengatakan pula, "Disembuhkan supaya dia bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik."
dr. Dharmawan menuturkan kalau jangan sampai kita langsung mendiagnosis diri dengan istilah gangguan mental. Kita cukup mencocokan tanda-tandanya lewat internet. Jika hampir sama, segera konsultasikan ke profesional.
Hal itu dilakukan agar kita segera diberi penanganan yang tepat dan cepat. Dengan begitu, waktu penyembuhannya pun tidak akan lama.