Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Berpikir Kritis sebagai Benteng Diri di Era Kini

15 April 2022   12:15 Diperbarui: 15 April 2022   12:18 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karenanya, saat diajak berdiskusi, siswa di negara kita cenderung sedikit yang berani berpendapat. 

Padahal, dalam penelitian Changwong dkk. (2018) diketahui bahwa siswa yang menguasai kemampuan berpikir kritis dan berwawasan luas akan berprestasi lebih baik secara akademis saat duduk di bangku kuliah. 

Selain itu, mereka juga akan lebih siap menghadapi kerasnya akademik di perguruan tinggi dan dunia kerja karena telah mampu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah.

Hadirnya media sosial sebenarnya dapat digunakan juga untuk beropini. Meskipun banyak diskusi-diskusi menarik, tapi banyak pula diskusi kusir yang tak berujung karena hanya mempermasalahkan kebenaran. 

Pada akhirnya, diskusi itu tak melatih kita berpikir kritis karena tujuannya hanya untuk memuaskan ego semata. "Kita dibombardir oleh berbagai macam informasi sehingga untuk saat ini user, kita, punya hak penuh memilih informasi mana yang diterima," ujar Yogie.

Ia pun melanjutkan, "Banyaknya informasi gak diimbangi dengan daya kritis, kalo gak punya (daya pikir kritis) tapi dituntut terus berkomentar, muncul komentar yang buruk." 

Tahapan berpikir kritis di media sosial 

Pada Februari lalu, kita dihebohkan dengan berita peringkat pertama warganet paling tak sopan se-Asia Tenggara. 

Yogie dalam siniar Obsesif berujar bahwa pada saat ini kebenaran tak terlalu berpengaruh karena masyarakat lebih mengedepankan pendekatan emosional. Pendekatan inilah yang membuat kita tak berpikir sebelum bertindak. 

Untuk menghindarinya, kita harus bersungguh-sungguh dalam memilih sumber informasi. Apabila menemukan informasi, baca dulu isinya dengan baik. 

Setelah itu, kita simpan informasi itu sampai tahu kebenarannya sambil mencari apakah isinya memiliki kredibilitas atau tidak. Terakhir, kita tak boleh membagikan informasi itu sebelum mengetahui kebenarannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun